Mesuji, Lampung (ANTARA News) - Tim investigasi kasus Mesuji mengunjungi ratusan petani yang mengungsi di areal Register 45. Beberapa waktu lalu para petani itu bentrok dengan aparat terkait sengketa lahan.
"Kami tengah mengumpulkan semua keterangan terkait kasus Mesuji, termasuk dari petani," kata juru bicara Tim Investigasi Kasus Mesuji Indriaswaty Dyah Saptaningrum, di Mesuji, Jumat.
Ia mengatakan, pihaknya telah menemui petani yang menempati tenda-tenda di areal Regiter 45 pada Kamis (22/12) untuk mendengarkan langsung kronologi peristiwa pengusiran di lahan konflik itu oleh aparat.
Tim gabungan bentukan pemerintah tersebut, lanjutnya, telah ditunggu-tunggu oleh ratusan petani yang menempati areal tersebut sejak Kamis siang untuk memberikan keterangan kepada tim.
"Rombongan tim yang diketuai Denny Indrayana tiba di lokasi sekitar pukul 17.30 WIB, dan langsung menggelar dialog dengan petani," katanya.
Ia menjelaskan, dialog itu bertujuan untuk memberi kesempatan warga agar mengungkapkan keluhan para pengungsi setalah peristiwa pengusiran oleh aparat pada November 2011 lalu.
"Warga juga diberi kesempatan oleh tim untuk menceritakan kronologi kejadian maupun setelah kejadian penggusuran rumah mereka," katanya.
Menurutnya, Tim Investigasi kasus Mesuji itu terbagi dua, sebagian tim rencananya akan mengunjungi lokasi kerusuhan yang ada di Desa Sodong, Kecamatan Mesuji, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Provinsi Sumatera Selatan.
Juru bicara tim investigasi itu mengatakan, setelah berdialog dengan warga selama hampir dua jam, Denny Indrayana dan rombongan langsung meninggalkan lokasi pengungsian dan menuju pengungsian lainnya yang ada di Desa Moro-Moro, Register 45.
"Rencananya tim gabungan akan menginap di tenda pengungsian selama tujuh hari ke depan untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat dari warga," kata dia.
Sebelumnya, tim juga telah mengunjungi korban kerusuhan di Rumah Sakit Imanuel Bandarlampung dan Rumah Sakit Menggala serta Rumah Tahanan Negara (Rutan) Menggala, Kabupaten Tulangbawang, Provinsi Lampung.
Pengungsi tersebut adalah korban kerusuhan dengan aparat terkait perebutan lahan yang diklaim oleh PT Silva Inhutani dan PT Barat selatan Makmur Investindo sehingga mengakibatkan dua korban tewas dan luka-luka.
(A054)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011