Jakarta (ANTARA News) - Striker asal Malaysia yang bermain di klub Pelita Jaya Karawang, Safee Sali, mengaku masih menunggu keputusan final dari FIFA mengenai kasus dualisme kompetisi yang mengakibatkan posisinya terancam sebagai pemain asing di klub tersebut.
"Saya masih menunggu keputusan akhirnya seperti apa dari FIFA. Selama masih belum ada keputusan itu saya akan tetap bermain di Pelita Jaya," ujar Safee Sali di Karawang, Jawa Barat, Kamis.
Hal itu dikatakan Safee Sali di sela-sela acara peluncuran (launching) tim Pelita Jaya oleh manajemen di restoran Sindang Reret, Karawang yang juga dihadiri pulughan suporter Pelita Jaya, P-Man.
Safee Sali mengaku cukup terpengaruh dengan kondisi persepakbolaan Indonesia saat ini dan ia terancam mendapat pelarangan membela tim nasional Malaysia jika kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) yang dinaunginya ternyata dinyatakan kompetisi diluar PSSI oleh FIFA.
Namun demikian ia mengaku tidak menyesal telah memperkuat tim berjuluk "Young Guns" tersebut dan menurutnya klub ini telah memiliki sejarah panjang di persepakbolaan Indonesia.
"Saya masuk ke Pelita Jaya tidaklah sembarangan. Saya sudah mempelajarinya lebih dulu bagaimana sejarah klub ini sebagai sebuah tim yang pernah dihuni oleh nama besar seperti Roger Milla, Mario Kempes dan beberapa pemain dunia lainnya. Maka dari itu saya tidak ragu masuk ke klub ini," ujarnya.
Safee Sali sendiri telah diperingatkan oleh Federasi Sepakbola Malaysia (FAM) jika Liga Super Indonesia dinyatakan sebagai kompetisi tidak sah, maka ia tak akan bisa memperkuat Timnas Malaysia.
Safee mengaku mendengar berita tersebut karena FAM memang terus memantau perkembangan kekisruhan sepakbola di Indonesia yang kini tengah didalangi pengurus baru PSSI.
"Permasalahan ini membuat saya cukup pusing. Saya masih menunggu kabar langsung dari PSSI dan FIFA, dan saya berharap masalah ini segera bisa diselesaikan agar pemain tidak dirugikan," ujar pemain yang lahir di Kajang, Selangor, Malaysia, 29 Januari 1984 itu.
(ANT-132/T009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011