Ketua DPP KNPI Bidang Mahasiswa dan Pelajar dan mantan Ketua Umum PB HMI itu mengatakan, rasa nasionalisme tersebut melebihi persepsi mereka terhadap agama, suku dan latar belakang wilayah. "Hasil survei ini menunjukkan semangat nasionalisme kalangan pemuda masih sangat tinggi," kata Arip saat persentasi hasil survei di Jakarta, Kamis (22/12).
Hadir sebagai panelis yakni Agus Komarudin dari Kemenpora, Ketum DPP KNPI Taufan EN Rotorasiko dan Peneliti LSI Burhanudin Muhtadi. "Bangsa ini membutuhkan relawan pemuda untuk kemajuan. Dan KNPI harus menjadi garda terdepan dalam proses tersebut," kata Taufan.
Secara geografis, terang Taufan, Indonesia rentan disintegrasi bangsa dan hanya semangat nasionalisme yang tinggi yang dapat mempersatukan Indonesia. "Sayangnya, sebagai bangsa kita belum memiliki kolektif target. Sebagai bangsa kita membutuhkan stimulus agar semangat memajukan kehidupan bangsa tetap melekat," katanya.
Burhanudin Muhtadi mengatakan, sumbangsih pemuda dalam bidang ekonomi justru sangat tinggi secara makro akan tetapi masih relatif kecil kontribusinya dalam bidang politik.
Sementara itu, Agus Komarudin dari Kemenpora menambahkan, pemuda perlu disinergiskan dengan program pemerintah yang berkelanjutan dan konsisiten. Karena ada 83 juta pemuda yang berpotensi dan sumber daya alam yang melimpah. "Saya optimis 4 sampai 5 pemilu lagi bangsa kita akan besar," katanya.
Survei yang dilakukan pada 25 Oktober-8 November 2011 dan 2-10 Desember 2011 itu menyertakan 421 responden dari 33 propinsi . Responden berasal dari pengurus organisasi pemuda yang terdaftar di Kemenpora yang memegang jabatan ketua umum, sekretaris, bendahara, atau ketua bidang dalam organisasi.
Dalam survei menyebutkan sebanyak 30,2 persen responden sangat tidak setuju jika bangsa Indonesia dipecah menjadi negara federal. Sebanyak 38 persen menyatakan tidak setuju dan hanya 8,6 persen responden yang menyatakan setuju.
Arif menegaskan, jawaban para responden tersebut memperjelas posisi pemuda Indonesia yang masih memiliki konsep kebangsaan dan kesatuan yang tinggi.(*)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011