Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Satu Kahkonen, turut memberikan dukungan kepada anak muda untuk bertindak soal masalah lingkungan yang saat ini terjadi.
Kahkonen menggarisbawahi pengurangan emisi global dengan mendukung komunitas di seluruh dunia untuk mempercepat transisi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan.
Ia juga menilai bahwa penting untuk mengelola hutan secara berkelanjutan karena menyimpan sejumlah besar karbon.
Selain menanggulangi isu lingkungan, perlu diambil langkah-langkah yang turut menunjang sektor ekonomi untuk menerapkan program lanskap terpadu yang meningkatkan mata pencaharian masyarakat sambil memberikan manfaat ekosistem, seperti penyerapan karbon dan konservasi keanekaragaman hayati.
Untuk beradaptasi dengan perubahan iklim, ia menyampaikan perlu peningkatan kapasitas untuk menghadapi guncangan iklim dan hal itu akan membutuhkan penyesuaian lintas sektor terhadap pendekatan yang cerdas dan tangguh terhadap iklim, misalnya, untuk pertanian cerdas iklim.
"Lebih lanjut, mencegah emisi berbasis lahan dengan mencegah kebakaran hutan, melestarikan lahan gambut, dan mengalihkan pertanian ke teknologi dan metode produksi rendah karbon juga penting. Dengan demikian, kita dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, mengurangi emisi dan melindungi serta memperkuat lingkungan kita, baik secara lokal maupun global," ungkap Kahkonen.
Selain proyek yang mendukung sistem peringatan dini dan tanggap bencana, Bank Dunia memajukan solusi berbasis alam.
"Kami berinvestasi dalam sistem alami untuk menyediakan layanan penting, ini termasuk perlindungan dan pengelolaan lahan basah untuk mitigasi banjir dan mangrove untuk mengurangi dampak gelombang, gelombang badai, dan erosi pantai," katanya.
Menurut Kahkonen, Bank Dunia adalah pemodal terbesar di dunia untuk aksi iklim di negara-negara berkembang.
"Kami mengirimkan lebih dari 26 miliar dolar AS pada tahun 2021 saja. Kami mendukung negara-negara untuk mengembangkan cara-cara yang lebih hijau, lebih inklusif, dan lebih tahan terhadap iklim," papar nya.
Dukungan dari berbagai kalangan agar anak muda menjadi agen terdepan dalam menjaga kelestarian alam diharapkan semakin banyak anak muda yang tertarik mencari solusi tentang isu-isu lingkungan.
Jika di era Soekarno dulu, pemuda tampil sebagai agen perubahan dengan titik berat pada dimensi politik, maka dalam konteks sekarang anak muda diharapkan "mengguncang dunia" dengan menjadi solusi agar alam di bumi ini tetap lestari.