Mari perangi korupsi dan jadikan musuh bersama negeri ini," kata Dewi Aryani.
Jakarta (ANTARA News) - Duta Universitas Indonesia untuk Reformasi Birokrasi Indonesia Dewi Aryani mengatakan bahwa maraknya pemberitaan korupsi dan menjamurnya budaya korupsi membuat bangsa Indonesia kehilangan identitas sebagai bangsa yang santun, bersih, dan daya juang yang tinggi.
Hal itu bertentangan dengan cita-cita pendiri negeri ini yang mengharapkan Indonesia menjadi bangsa berdikari, berbudaya, dan berdaulat. Korupsi membuat bangsa ini tidak memiliki optimisme membangun Indonesia, kata Dewi Aryani kepada ANTARA News di Jakarta, Kamis.
"Korupsi membuat bangsa ini kehilangan akal sehat, tanpa daya, dan tanpa upaya. Kematian mahasiswa Universitas Bung Karno Sondang merupakan cermin bahwa korupsi kejahatan terkeji abad ini," kata anggota Komisi VII DPR RI dari PDI Perjuangan itu.
Pemerintah memiliki tugas besar untuk menyembuhkan penyakit korupsi yang telah menjakit ke setiap lembaga-lembaga negara, baik legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. "Hal ini tercermin dari beberapa pejabat pemerintah yang tersandung kasus korupsi," katanya.
Meskipun demikian, Dewi optimistis masih ada secercah asa untuk menyembuhkan penyakit korupsi di Indonesia. Salah satunya, dengan gerakan birokrasi bersih dan melayani yang digagas oleh Jurusan Ilmu Administrasi-FISIP Universitas Indonesia dan Yayasan KAKI.
Gerakan itu berperan menjadi penggerak dan pembuka pikiran seluruh elemen bangsa dengan tiga kunci, yaitu open mind atau mengubah kesadaran diri, open heart atau mengubah lembaga menjadi lebih baik, dan open will atau terimplementasi dalam tindakan dan kebijakan.
"Mari perangi korupsi dan jadikan musuh bersama negeri ini," katanya mengajak kepada seluruh anak bangsa. (adm)
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2011