Perkiraan pertumbuhan global kuartal kedua kami berdiri pada tingkat tahunan hanya 0,6 persen
Sydney (ANTARA) - Pasar saham Asia memulai awal yang lamban pada perdagangan Selasa pagi setelah reli di Wall Street memburuk oleh penurunan awal di bursa berjangka AS, sementara euro mendekati level tertinggi satu bulan karena peluang menyempit pada kenaikan suku bunga Juli oleh Bank Sentral Eropa (ECB).
Setelah mengakhiri Senin (23/5/2022) dengan menguat, Nasdaq berjangka kehilangan 1,3 persen dengan para pedagang menyalahkan peringatan laba dari Snap yang melihat saham pemiliknya, Snapchat jatuh 28 persen.
Snap adalah yang pertama dari aplikasi teknologi utama yang melaporkan keuangannya dan dapat membayangi pemilik Facebook Meta Platforms dan Twitter yang akan merilis laporannya minggu depan.
Indeks S&P 500 berjangka juga kehilangan 0,6 persen, menyerahkan beberapa kenaikan 1,8 persen sehari sebelumnya.
Akibatnya, indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang hampir datar, sementara indeks Nikkei Jepang turun 0,1 persen.
Pasar telah mengambil beberapa kenyamanan dari komentar Presiden AS Joe Biden bahwa ia sedang mempertimbangkan pelonggaran sanksi terhadap China, dan dari janji-janji stimulus Beijing yang sedang berlangsung.
Sayangnya, kebijakan nol-COVID China, dengan penguncian yang menyertainya, telah menyebabkan kerusakan ekonomi yang cukup besar.
"Menyusul data aktivitas April yang mengecewakan, kami telah menurunkan perkiraan PDB (produk domestik bruto) China kami lagi dan sekarang memperkirakan PDB kuartal kedua berkontraksi 5,4 persen secara tahunan, sebelumnya 1,5 persen," analis di JPMorgan memperingatkan, dikutip dari Reuters.
"Perkiraan pertumbuhan global kuartal kedua kami berdiri pada tingkat tahunan hanya 0,6 persen, merupakan kuartal terlemah sejak krisis keuangan global di luar tahun 2020."
Survei awal manajer pembelian manufaktur Eropa dan AS untuk Mei akan dirilis pada Selasa waktu setempat dan dapat menunjukkan beberapa perlambatan dalam apa yang telah menjadi sektor tangguh ekonomi global.
Analis juga telah memangkas perkiraan untuk Amerika Serikat mengingat Federal Reserve tampaknya pasti akan menaikkan suku bunga dengan persentase poin penuh selama dua bulan ke depan.
Pesan hawkish kemungkinan akan disampaikan minggu ini oleh sejumlah pembicara Fed dan risalah pertemuan kebijakan terakhir yang dijadwalkan pada Rabu (25/5/2022).
Namun Bank Sentral Eropa juga berubah lebih hawkish, dengan Presiden ECB Christine Lagarde mengejutkan banyak orang dengan membuka pintu untuk kenaikan suku bunga pada awal Juli.
Itu membuat euro naik pada 1,0685 dolar, setelah melambung 1,2 persen semalam di sesi terbaiknya sejak awal Maret. Sekarang menghadapi resisten yang kaku di sekitar 1,0756 dolar.
Dolar juga mundur terhadap sterling dan berbagai mata uang, membawa indeks dolar turun 0,9 persen semalam dan kembali ke 102,100.
Sementara euro melonjak tajam menjadi 136,56 yen Jepang, dolar bertahan stabil di 127,77 yen.
Mundurnya dolar membantu emas mendapatkan kembali beberapa kekuatannya menjadi diperdagangkan di 1.853 dolar AS per ounce.
Harga minyak terjebak di antara kekhawatiran atas kemungkinan penurunan global dan prospek permintaan bahan bakar yang lebih tinggi dari musim mengemudi musim panas AS dan rencana Shanghai untuk membuka kembali setelah penguncian virus corona selama dua bulan.
Minyak mentah AS turun 59 sen menjadi diperdagangkan di 109,70 dolar AS per barel, sementara Brent kehilangan 60 sen menjadi diperdagangkan di 112,82 dolar AS per barel.
Baca juga: Wall Street ditutup menguat ditopang saham teknologi besar dan bank
Baca juga: Saham Asia melemah tertekan kekhawatiran inflasi dan Covid-19 China
Baca juga: Pasar saham Asia bergumul dengan kekhawatiran inflasi dan suku bunga
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022