Chicago (ANTARA) - Emas menguat pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), mencatat kenaikan untuk hari ketiga berturut-turut, karena pelemahan dolar terus mendukung logam kuning yang dihargai dalam greenback, bahkan ketika imbal hasil obligasi pemerintah AS yang meningkat membatasi kenaikannya.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 5,7 dolar AS atau 0,31 persen, menjadi ditutup pada 1.847,80 dolar AS per ounce. Emas membukukan kenaikan mingguan 1,8 persen pekan lalu, mengakhiri kerugian empat pekan yang merupakan penurunan mingguan terpanjang sejak 17 Agustus 2018.

Emas berjangka menguat 0,9 dolar AS atau 0,05 persen menjadi 1.842,10 dolar AS pada Jumat (20/5/2022), setelah melonjak 25,3 dolar AS atau 1,39 persen menjadi 1.841,20 dolar AS pada Kamis (19/5/2022), dan melemah tiga dolar AS atau 0,16 persen menjadi 1.815,90 dolar AS pada Rabu (18/5/2022).

Dolar, yang biasanya bergerak terbalik terhadap emas, turun pada Senin (23/5/2022) setelah mencatat kerugian mingguan pertama dalam hampir dua bulan. Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun menguat setelah penurunan beruntun tiga sesi.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 1,04 persen menjadi 102,0760. Dolar AS juga tertekan karena mata uang sensitif risiko seperti dolar Australia dan sterling menguat.

"Sebelum berbalik bullish secara struktural, saya perlu melihat emas mempertahankan kenaikannya baru-baru ini dalam menghadapi penguatan dolar, dan bukan pelemahan dolar," kata analis senior OANDA Jeffrey Halley.

Sementara itu, berbicara di Rotary Club of Atlanta, Presiden Federal Reserve Atlanta Raphael Bostic mengindikasikan pada Senin (23/5/2022) bahwa ekonomi dapat merespon dengan cepat terhadap kenaikan suku bunga Federal Reserve, yang pada gilirannya membantu mengekang permintaan dan inflasi.

Federal Reserve AS juga akan merilis risalah dari pertemuan terbaru yang dijadwalkan pada Rabu (25/5/2022).

Pertumbuhan emas dibatasi karena ketiga indeks pasar saham utama AS naik tajam, didorong oleh prospek Amerika Serikat menurunkan tarif China.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 4,9 sen atau 0,23 persen, menjadi ditutup pada 21,723 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 9,2 dolar AS atau 0,98 persen, menjadi ditutup pada 950,3 dolar AS per ounce.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2022