Jakarta (ANTARA News) - Tim penguji pengemudi mobil pengacak sinyal telekomunikasi (jammer) dari United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) melaksanakan uji kelayakan bagi sepuluh calon pengemudi mobil personel Satuan Tugas Batalyon Mekanis Tentara Nasional Indonesia (TNI) Kontingen Garuda XXIII-F/UNIFIL di Lebanon.
Keterangan pers dari Markas Besar (Mabes) TNI, di Jakarta, Rabu, menyebutkan bahwa uji kelayakan para pengemudi itu guna kesiapan operasional mobil pengacak sinyal yang akan digunakan Indobatt dalam melaksanakan tugas. Pelaksanaan ujian itu dilaksanakan di sekitar lapangan Soekarno, Markas Indobatt, Adshit Al Qusair, Lebanon Selatan, Selasa (20/12).
Tim penguji dari UNIFIL berjumlah dua orang, yaitu Johan Clinton berasal dari Karibia dan George Kaymasiah dari Lebanon.
Pelaksanaan pengujian diawali dari penjelasan singkat tentang teori operasional mobil, dilanjutkan dengan tes pengetahuan mesin, tes tata cara perawatan mobil, tes tata cara pelaporan apabila saat digunakan terjadi gangguan dan yang terakhir tes mengemudi.
Kesepuluh personel Kontingen Garuda (Konga) yang mengikuti tes ini dinyatakan lulus, dan berhak mendapatkan surat ijin mengemudi khusus mobil jammer dari UNIFIL.
Mobil jammer yang digunakan Indobatt merupakan produksi Spanyol, mempunyai kemampuan untuk mengacak sinyal ataupun frekwensi radio yang tergolong canggih, sehingga dapat membantu tugas-tugas Batalyon Mekanis XXIII-F/UNIFIL dalam melaksanakan suatu pergerakan atau tugas operasi selanjutnya dalam misi perdamaian di Lebanon Selatan.
Menurut perwira kordinator uji kelayakan sopir, Mayor Kavaleri Budi Medina, kesepuluh sopir yang lulus tersebut akan mengawaki lima mobil jammer yang dimiliki Indobatt.
"Untuk penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan tugas dan atas perintah Komandan Satgas," ujarnya. menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011