Kalianda (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung akan merealisasikan pengembangan tanaman tembakau virginia dengan target luas tanam 254 hektare pada tahun 2012.

Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Lampung Timur Edwin Bangsaratoe, di Sukadana, Rabu mengatakan, pengembangan komoditas tersebut akan berkerja sama dengan PT Export Leaf Indonesia (ELI).

"PT ELI yang akan memberikan suntikan modal, membina petani sekaligus menampung hasil panen petani dan akan diekspor ke Eropa dan Amerika," katanya saat dihubungi dari Kalianda, Lampung Selatan.

Ia mengatakan, daerah yang menjadi sasaran budi daya tembakau itu yakni Kecamatan Purbolinggo, Sukadana, Wayjepara, Labuhanratu dan Margatiga sesuai dengan kondisi lahan masing-masing.

Edwin melanjutkan, nantinya selain pembudidayaan oleh petani juga akan ditambah 30 orang tenaga ahli pengolahan pascapanen dari pemetikan sampai pengeringan serta pengemasan siap ekspor.

"Pengolahan tembakau ini harus benar-benar baik untuk memenuhi standar ekspor negara tujuan," terangnya.

Kemudian, biaya pembudidayaanya akan didapatkan dari bagi hasil cukai tembakau sebesar Rp500 juta untuk pengembangan tahap pertama ini dan jika membuahkan hasil memuaskan maka pembudidayaan akan berlanjut tiap tahun.

Penanaman dilakukan di daerah lahan kering karena tanaman tembakau harus berada di lahan sedikit air, sedangkan saat kemarau dapat ditanam di persawahan yang tidak ditanami padi karena kekeringan.

"Saat musim kemarau persawahan banyak tidak ditanami padi sehingga petani dapat meningkatkan pendapatan dengan menanam tembakau virginia," katanya.

Kerjasama ini, katanya, merupakan upaya pemerintah setempat untuk meningkatkan pendapatan petani melalui sektor perkebunan dan mendapatkan target penanaman lebih banyak dibandingkan kabupaten lain di Provinsi Lampung karena kondisi tanahnya lebih mendukung.

Ia meambahkan, pihaknya juga membuka kesempatan seluas-luasnya kepada investor yang ingin menanamkan modalnya di sektor tersebut karena luas lahan yang belum dimanfaatkan masih sangat luas. (ANT-048)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011