Melalui pelatihan ini, tenaga pemasar dapat memberikan pelatihan serupa bagi kios dan pengecer di seluruh wilayah distribusi PKT, sehingga dapat menggunakan aplikasi RMS secara masif
Jakarta (ANTARA) - PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) menggelar pelatihan bagi tenaga pemasar dan jaringan ritel untuk mempercepat implementasi aplikasi digital penyaluran dan penjualan pupuk yang mencakup pupuk bersubsidi maupun nonsubsidi.
Pelatihan meliputi Training of Trainers (ToT) Retail Management System (RMS), Market Insight and Salesforce Application (Markisa) dan Internalisasi Budaya AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) sebagai core value BUMN.
"Melalui pelatihan ini, tenaga pemasar dapat memberikan pelatihan serupa bagi kios dan pengecer di seluruh wilayah distribusi PKT, sehingga dapat menggunakan aplikasi RMS secara masif," kata Project Manager Retail Management PKT Indah Febrianty dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Ia menjelaskan pelatihan diikuti 97 tenaga pemasar PKT dari 18 Provinsi, meliputi wilayah Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
"Melalui pelatihan ini, salesforce disiapkan sebagai trainer bagi kios pengecer agar ke depan laporan penyaluran dapat lebih valid dan mudah," ujarnya.
Seluruh personel pemasar mampu melaksanakan tugas lapangan dengan lebih giat dan bertanggungjawab, serta menitikberatkan AKHLAK sebagai identitas dan perekat budaya kerja yang didukung peningkatan kinerja secara berkelanjutan.
"Kami harap standar kualitas yang kita lakukan dalam melaksanakan tugas di lapangan mampu terimplementasi dengan baik, sesuai dengan budaya AKHLAK sebagai suatu kesamaan semangat dalam mencapai tujuan bersama," ujar Indah.
Project Management Office (PMO) Retail Management Pupuk Indonesia Rezaril Frissandy, mengatakan RMS merupakan salah satu sistem yang juga digunakan Pupuk Indonesia sebagai program holding, dalam melakukan harmonisasi kepada seluruh anak perusahaan.
Pengembangan RMS sebagai antisipasi terhadap isu peralihan kebijakan pemerintah dari pupuk bersubsidi menjadi non subsidi, sehingga ke depan seluruh lini perusahaan di lingkungan Pupuk Indonesia Group makin siap menghadapi kompetitor untuk menjadi pemimpin pasar pupuk nasional.
"Melalui RMS, Pupuk Indonesia memastikan untuk menjadi market leader di semua sektor, yang kami harap turut didukung para salesforce guna membantu kios di seluruh wilayah distribusi untuk merasakan manfaat nyata RMS,” kata Rezaril Frissandy.
Mewakili Manajemen Pupuk Indonesia, SVP PSO Wilayah Timur Pupuk Indonesia Muhammad Yusri mengungkapkan kegiatan ini sebagai salah satu inovasi dalam mendukung kinerja PKT secara optimal dari sisi pemasaran, mengingat setiap anak perusahaan Pupuk Indonesia memiliki target di sektor pupuk bersubsidi maupun non subsidi.
Program sosialisasi sudah sepatutnya didukung peningkatan kapasitas personel, agar produk komersil Pupuk Indonesia Group semakin bersaing di pasar dalam negeri dengan realisasi target yang semakin meningkat.
"Dari kegiatan ini, kami harap seluruh tenaga pemasar PKT terus mendukung seluruh program yang telah dicanangkan Pupuk Indonesia bersama anak perusahaan, agar mampu terlaksana sesuai target yang ditetapkan," kata Yusri.
Aplikasi RMS dikembangkan untuk semua kios pupuk subsidi dari Pupuk Indonesia, sehingga tenaga pemasar PKT diharap turut membantu sosialisasi serta pengenalan aplikasi ini di seluruh kios yang berada di bawah naungan Pupuk Indonesia Group.
Terlebih Pupuk Indonesia menargetkan 5.000 kios pupuk bisa menggunakan RMS di tahun 2022, sehingga peran tenaga pemasar sangat strategis dalam membantu kios pengecer maupun distributor menggunakan aplikasi untuk pelaporan kinerja pemasaran.
"Dengan langkah inovatif ini, semoga ke depan target kinerja PKT dan Pupuk Indonesia terus meningkat untuk menjadi market leader tanah air," kata Yusri.
Baca juga: Pupuk Kaltim cetak SDM unggul lewat program magang
Baca juga: PKT olah 650 kilogram limbah plastik jadi bahan aspal jalan
Baca juga: Tingkatkan produktivitas, PKT bekali petani teknik budi daya padi
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022