Kabul (ANTARA News) - Presiden Afghanistan Hamid Karzai pada Selasa menuntut penghentian segera serangan malam oleh Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) setelah pasukan itu bersikeras meneruskan gerakan tersebut, meskipun baru-baru ini membunuh seorang wanita hamil.
Karzai memimpin kutukan rakyat atas serangan bermasalah itu, dengan menyatakannya membahayakan kehidupan dan melecehkan masyarakat setempat, serta berulang kali menyeru pasukan asing pimpinan Amerika Serikat berhenti memasuki rumah warga Afghanistan, lapor AFP.
Kutukan terkini muncul setelah isteri pejabat anti-narkotika yang sedang hamil tewas dalam serangan di provinsi Paktia, Afghanistan timur, pada Sabtu dinihari, ketika pasukan pimpinan NATO "membalas tembakan" dari sebuah rumah.
Persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO membela serangan itu dengan menyebutnya cara paling aman menyasar pemimpin pejuang, dengan menegaskan akan meneruskannya, tapi dengan meningkatnya keterlibatan pasukan khusus Afghanistan.
"Presiden Afghanistan menginginkan penghentian segera serangan malam dan penggeledahan rumah warga Afghanistan," kata juru bicara kepresidenan Aimal Faizi.
"Ia tidak ingin orang asing masuk ke rumah rakyat Afghanistan dan mengeledah rumah mereka," katanya.
Sidang "loya jirga" tetua Afghanistan pada bulan lalu memutuskan penghentian serangan itu sebagai syarat dalam naskah kemitraan strategis, yang dirundingkan dengan Washington.
Perjanjian itu akan mengatur hubungan antara pasukan Amerika Serikat dengan pemerintah Afghanistan setelah penarikan pasukan tempur, yang dijadwalkan berlangsung pada 2014.
"Yang pejabat NATO katakan mutlak bertentangan dengan keputusan `loya jirga`, dengan tuntutan rakyat Afghanistan dan mutlak bertentangan dengan yang presiden Afghanistan inginkan," kata Faizi.
"Salah satu alasan utama, yang kita belum mampu sepakati atas kemitraan strategis adalah masalah serangan malam di rumah rakyat Afghanistan," katanya.
Ia menyatakan pemerintah Afghanistan tidak memunyai masalah dengan serangan itu jika "100 persen dilakukan oleh orang Afghanistan".
"Kami tidak ingin perang melawan terorisme dilakukan di dalam rumah rakyat," tambahnya.
Juru bicara Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan NATO, Brigadir Jenderal Carsten Jacobson, menyatakan dalam 85 persen serangan malam, tidak ada satu pun tembakan dan menyebabkan kurang dari satu persen dari korban di kalangan warga.
"Serangan malam masih bentuk gerakan paling aman untuk menangkap pemimpin pemberontak di luar medan perang," katanya pada Senin.
Jacobson menyatakan semua orang berkepentingan "mengafghanistankan" serangan malam secepat mungkin, karena jumlah pasukan khusus Afghanistan meningkat dan pasukan Afghanistan terlibat dalam hampir semua gerakan tersebut.
Serangan pada Sabtu itu menyasar pemimpin jaringan pejuang terkait Taliban Haqqani, kata NATO, namun gubernur Paktia menggambarkannya sebagai gerakan sewenang-wenang.
Kepala anti-narkotika propinsi itu ditahan, tapi kemudian dibebaskan. Satu tersangka gerilyawan masih ditahan.
Pada Sabtu, dua perempuan terluka diungsikan setelah ditemukan di ruangan tempat penembakan terjadi dan salah satu dari mereka, istri hamil kepala anti-narkotika Hafeezullah, kemudian meninggal akibat luka tembak.
Beberapa saudara wanita dan anak perempuannya juga terluka dalam serangan itu, katanya.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, jumlah warga tewas akibat kekerasan di Afghanistan meningkat 15 persen dalam enam bulan pertama tahun ini menjadi 1.462 orang, dengan gerilyawan dipersalahkan untuk 80 persen dari pembunuhan itu.
Sekitar 140.000 tentara asing di Afghanistan dalam satu dasawarsa memerangi pejuang Taliban bersama pasukan pemerintah Afghanistan. (B002/Z002)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011