Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Malang Bagyo Setyono ketika dikonfirmasi Selasa, mengatakan dari hasil pengecekan foto di Pos Penanggulangan Bencana di Trenggalek dan Blitar, keduanya dipastikan ABK yang kapalnya tenggelam.
"Saat ditemukan keduanya mengaku hanya nelayan biasa yang mencari ikan. Namun, setelah kami foto dan kroscek ke Trenggalek dan Blitar, ternyata mereka adalah ABK yang mengangkut imigran Timur Tengah dan tenggelam di Perairan Prigi," katanya.
Kedua ABK yang ditemukan warga dalam kondisi terapung di sisi timur Pulau Sempu dan Balekambang Malang pada Senin (19/12) itu, masing-masing bernama Ronald (24) dan Rivan (26), asal Kota Ba`a, Rote, Nusa Tenggara Timur.
Bagyo mengatakan, pihaknya bersama petugas Kepolisian Resor Malang terus melakukan pengawasan terhadap kedua ABK kini masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Kanjuruhan, Kepanjen, Malang.
"Kita tunggu sampai kondisinya membaik. Saat ini kami belum bisa langsung memeriksa dan menanyakan kronologi tenggelamnya kapal yang mengangkut imigran Timur Tengah tersebut," katanya.
Sebelumnya, Kepala Polair Sendang Biru, Malang, Iptu Slamet Prayitno, juga telah menduga bahwa kedua orang yang ditemukan tersebut merupakan ABK dari kapal imigran yang tenggelam di Trenggalek.
"Dugaan awal memang ada karena pada saat yang sama tidak ada kejadian kapal tenggelam di wilayah perairan selatan Kabupaten Malang, sehingga dua orang yang ditemukan terapung itu sangat mungkin adalah ABK kapal tersebut," katanya.
Ia menambahkan, pihaknya telah menyerahkan penanganan kasus kedua nelayan tersebut ke Polres Malang untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
"Tugas Polair setelah menemukan dan menyelamatkan korban, langsung membawanya ke rumah sakit untuk perawatan. Selanjutnya Polres Malang yang menindaklanjuti pemeriksaan," kata Iptu Slamet.
Seperti diberitakan, sebuah kapal yang mengangkut ratusan penumpang yang diduga imigran asal Timur Tengah dengan tujuan Australia, tenggelam di kawasan Perairan Prigi, Trenggalek, pada Sabtu (17/12). (ANT-162/D010)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011