TokyoANTARA/AFP) - Jepang, Selasa, mengatakan, akan memperkuat dana intervensi pasar uangnya sebesar 30 triliun yen atau setara 385 miliar dolar Amerika Serikat (AS), yang merupakan rekor peningkatan terbesar kedua karena pihaknya berupaya untuk menjinakkan mata uangnya yang melonjak.
Langkah itu dilakukan karena pengekspor Jepang, pendorong utama perekonomian negara, terus mengeluh bahwa penguatan yen membuat produk mereka kurang kompetitif di luar negeri dan mengikis nilai keuntungan merek ketika dipulangkan.
"Dengan ini, kami sedang mempersiapkan diri sehingga kami dapat mengambil keputusan tegas di setiap saat dalam situasi apapun," kata Menteri Keuangan Jepang, Jun Azumi, dalam sebuah konferensi pers.
Rencananya, termasuk dalam anggaran tambahan keempat 2,53 triliun yen yang disetujui oleh kabinet pada Selasa, akan meningkatkan jumlah total akumulasi yang diizinkan untuk pemerintah meminjam dari pasar guna membiayai intervensi menjadi 195 triliun yen.
Langkah ini menyusul intervensi agresif di pasar mata uang dalam beberapa bulan terakhir untuk melawan peningkatan pesat yen.
Tokyo menghabiskan rekor bulanan 9,092 triliun yen antara 28 Oktober dan 28 November dalam upaya untuk melemahkan yen yang terus-menerus kuat guna mengurangi tekanan pada sektor ekspor dan menjaga pemulihan yang rapuh setelah Jepang dihancurkan gempa dan tsunami 11 Maret.
Peningkatan 30-triliun yen yang diumumkan Selasa menandai kenaikan terbesar kedua dana intervensi Jepang selama ini, setelah kenaikan 40 triliun yen pada tahun fiskal 2004 menyusul kampanye intervensi penjualan yen bersejarah di Jepang pada 2003-2004, menurut pejabat kementerian.
Anggaran ekstra juga akan mencakup program-program stimulus untuk mendukung pembuat mobil, petani dan usaha kecil Jepang serta menopang ekonomi lemah.
Pemerintah berencana untuk mengajukan anggaran ke sesi reguler parlemen mulai Januari bersama dengan anggaran utama untuk tahun fiskal berikutnya.
(Uu.A026/A023)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011