Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar uang spot antarbank Jakarta, Selasa sesi pagi, ditutup melemeh 87 poin ke posisi 9.147 per dolar AS setelah pada hari sebelumnya berada pada 9.060.
Sentimen negatif masih dari seputar masalah krisis utang Eropa, telah menekan pasar uang dunia termasuk rupiah, kata analis PT Bank Saudara Tbk Rully Nova.
Tekanan terhadap rupiah diperkirakan berlanjut bila Bank Indonesia tidak mengintervensi pasar dengan menjual dolar atau membeli rupiah. Krisis utang Eropa memicu pelaku pasar menyimpan dananya dalam mata uang yang dinilai lebih aman, dolar AS.
Pelaku lebih cenderung membeli obligasi Amerika Serikat ketimbang rupiah yang imbal hasilnya lebih tinggi, katanya.
Meski demikian, kata dia, sekarang pergerakan rupiah cenderung berada dalam kisaran yang terbatas di level 9.100 hingga 9.150 per dolar AS.
Ia mengatakan, BI kemungkinan akan masuk pasar dengan melepas cadangannya untuk menahan rupiah tidak terus terpuruk. BI khawatir rupiah akan berlanjut turun apabila tidak melakukan intervensi.
Rupiah, menurut Analis PT First Asia Capital Ifan Kurniawan, memang sulit untuk dapat bergerak naik karena sentimen negatif dari global masih berlanjut.
Mata uang lokal itu cenderung merosot, meski pemerintah telah mendapat predikat layak investasi yang akan mendorong pelaku asing lebih aktif bermain di pasar Indonesia, katanya.
(H-CS/S004)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011