Beirut (ANTARA News) - Suriah, Senin (19/12), setuju untuk mengizinkan negara Arab memantau kepatuhannya pada kesepakatan perdamaian Liga Arab yang ditujukan untuk menghentikan kekerasan terhadap pemrotes anti-pemerintah.
Sementara itu banyak pegiat menyatakan lebih dari 100 orang telah tewas sepanjang Senin, lapor Reuters.
Liga Arab, yang sudah memberlakukan sanksi ekonomi, telah mengancam akan membawa masalah tersebut ke Dewan Keamanan PBB.
Para pemimpin oposisi Suriah menolak kesepakatan itu sebagai "taktik baru pemerintah Presiden Bashar al-Assad" dan malah menyerukan campur tangan militer asing guna menghentikan penindasan terhadap gerakan protes prodemokrasi yang sudah berlangsung selama sembilan bulan.
Damaskus menyatakan Suriah telah didesak untuk menandatangani kesepakatan tersebut oleh Rusia, pemasok senjata dan sekutu lamanya --yang telah memperlihatkan tanda mulai kehilangan kesabaran. Moskow memuji kesepakatan itu sebagai peluang bagi kestabilan.
Dalam tanda mengenai tekanan lain internasional, Sidang Majelis Umum PBB melakukan pemungutan suara guna mengutuk penggunaan kekuatan oleh Suriah untuk memadamkan protes. Rusia dan China abstein dan bukan memberi suara yang menentangnya.
Liga Arab menyatakan lembaga regional tersebut tak siap untuk mencabut sanksi ekonomi yang ditujukan untuk menekan Suriah agar mengizinkan pemantau memasuki negeri itu. Tapi satu delegasi perintis dijadwalkan tiba di Damaskus pekan ini.
Delegasi tersebut akan menyiapkan misi guna memantau kepatuhan Suriah pada kesepakatan yang menyeru tentara agar mundur dari berbagai kota besar tempat protes telah digelar, pembebasan tahanan politik, dan dilancarkannya dialog dengan kelompok oposisi. Kebanyakan dari kelompok oposisi itu dibentuk dengan mencontoh peristiwa di Mesir dan negara lain dalam mengakhiri yang dipegang oleh satu orang saja dan telah berlangsung selama beberapa dasawarsa.
Namun Menteri Luar Negeri Walid al-Moualem, yang berkeras Suriah tak tunduk pada paksaan, mengatakan ia telah memperoleh beberapa perubahan sebelum menandatangani kesepakatan itu, yang mulanya mengizinkan pengamat memasuki Suriah selama satu bulan.
"Laporan delegasi Liga Arab akan dikirimkan kepada saya dan sekretaris jenderal Liga Arab pada saat bersamaan, dan ia serta saya akan membahasnya sebelum tindakan lain dilakukan," kata al-Mouallem, sebagaimana dikutip Reuters --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Selasa pagi. "Itu lah teks setelah perubahan oleh Suriah."
Pernyataan tersebut disiarkan di stasiun televisi Suriah. Kebanyakan media asing telah dilarang memasuki Suriah pada tahun ini. (C003/A011)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011