Brussel (ANTARA News) - Menteri Keuangan Inggris George Osborne pada Senin menolak permohonan rekan-rekan Uni Eropa untuk berkontribusi pada pinjaman 30 miliar euro (39 miliar dolar AS) kepada IMF untuk digunakan dalam menstabilkan zona euro.
Dengan konferensi jarak jauh masih berlangsung setelah pukul 6.30 sore (17.20 GMT), seorang pejabat pemerintah London mengatakan, Osborne mengartikulasikan posisi kementerian keuangan Inggris, yaitu bahwa "kami tidak akan memberikan kontribusi apa pun untuk negara-negara zona euro," lapor AFP.
Sumber itu menambahkan: "Juga kita tidak akan berpartisipasi dalam peningkatan sumber daya IMF yang hanya berasal dari negara Uni Eropa tanpa partisipasi dari negara G20 lainnya di luar Uni Eropa."
Menteri keuangan Uni Eropa berpacu untuk memenuhi batas waktu yang dipaksakan sendiri guna menghimpun 200 miliar euro (260 miliar dolar AS) untuk dana bailout zona euro baru yang ditetapkan oleh para pemimpin pada KTT 9 Desember. Jumlah pinjaman akan berdasarkan kuota IMF, berdasarkan pada ukuran relatif dan kekayaan.
Hilangnya pangsa Inggris merupakan pukulan pada dua hal: itu membuatnya sulit untuk sisa dari Uni Eropa guna mencapai target yang diawasi dengan cermat oleh lembaga pemeringkat kredit internasional yang mengancam menurunkan peringkat zona euro, dan itu membuat lebih sulit untuk meyakinkan negara-negara non-Eropa G20 seperti Amerika Serikat, China atau Rusia untuk berkontribusi sendiri.
"Sebagai pendukung lama dari IMF, Inggris siap untuk meningkatkan sumber daya IMF bersama negara-negara lain di seluruh dunia dalam rangka untuk membantu setiap negara dalam kesulitan," kata pejabat pemerintah Inggris.
Itu adalah posisi yang diadopsi oleh semua peserta di KTT G20 terakhir di Cannes, tetapi tanpa kesepakatan AS pada saat -- dan Washington menghadapi utang sendiri dan krisis anggaran -- ada sedikit kemungkinan terobosan.
"Kami hanya akan menyediakan lebih banyak sumber daya untuk IMF jika zona euro berbuat lebih banyak untuk memperkuat firewall mereka," kata pejabat Inggris.
Inggris baru-baru ini berpendapat bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) harus bertindak sebagai "lender of last resort" gaya AS atau Inggris, berdiri di belakang dana penyelamatan sementara, 440 miliar euro Fasilitas Stabilitas Keuangan Eropa (EFSF). (A026)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011