Brussel (ANTARA News) - Eropa pada Senin mendesak G20 dan kontributor besar lainnya di seluruh dunia untuk membantu upaya penyelamatan zona euro melalui Dana Moneter Internasional, kepala zona euro Jean-Claude Juncker mengatakan.
Permintaan bantuan dari negara-negara yang mengandalkan zona euro sebagai mitra perdagangan utama dan yang takut resesi pada 2012 akan terjadi setelah Uni Eropa gagal mencapai target pinjaman sebesar 200 miliar euro (260 miliar dolar AS) yang ditetapkan oleh para pemimpin di KTT 10 hari lalu, lapor AFP.
Menteri keuangan zona euro menjanjikan 150 miliar euro (195 miliar dolar AS) pinjaman baru bagi IMF untuk digunakan dalam menstabilkan wilayah mata uang yang sarat utang, kekurangan sebagian besar disebabkan oleh penolakan Inggris sekali lagi untuk memberikan dukungan pada persyaratan yang diminta.
"Uni Eropa akan menyambut anggota G20 dan anggota IMF kuat lainnya untuk mendukung upaya menjaga stabilitas keuangan global dengan berkontribusi pada peningkatan sumber daya IMF sehingga bisa mengisi kesenjangan pembiayaan global," Juncker mengatakan dalam sebuah pernyataan setelah pembicaraan tiga setengah jam.
Republik Ceko, Denmark, Polandia dan Swedia -- anggota Uni Eropa tetapi tidak di zona euro -- masing-masing berjanji untuk memberikan pinjaman kepada IMF untuk digunakan dalam menstabilkan 17-negara blok mata uang, tambah Juncker.
Empat negara tersebut "menunjukkan kesediaan mereka untuk mengambil bagian dalam proses memperkuat sumber daya IMF," katanya, menambahkan bahwa Inggris "akan menentukan kontribusi di awal tahun baru dalam rangka G20."
Seorang juru bicara pemerintah Inggris mengatakan: "Inggris selalu bersedia untuk mempertimbangkan sumber daya lebih lanjut bagi IMF tetapi untuk peran global dan sebagai bagian dari kesepakatan global."
Juncker mencatat bahwa untuk beberapa negara Uni Eropa, khususnya Jerman, persetujuan parlemen akan diperlukan sebelum itu akan datang dengan bagian terbesar 45 miliar euro dan telah mengatakan hanya akan melakukannya pada kondisi kontributor G20 terbesar termasuk Amerika Serikat juga turut. (A026)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011