Tunceli (ANTARA News) - Pasukan keamanan Turki membunuh 13 gerilyawan Kurdi dan melukai sedikitnya lima orang dalam operasi besar selama tiga hari di wilayah tenggara negara itu, kata seorang pejabat militer senior.
Bentrokan-bentrokan itu berlangsug ketika salju pertama musim dingin menyelimuti kawasan pegunungan di Turki tenggara yang memiliki banyak penduduk Kurdi, suatu masa ketika pertempuran antara militer dan gerilyawan Partai Buruh Kurdistan (PKK) biasanya mereda karena pergerakan orang menjadi semakin sulit, lapor Reuters.
Deputi Perdana Menteri Turki Besir Atalay membantah pemberitaan media mengenai perundingan rahasia dengan PKK untuk mengakhiri konflik 27 tahun yang menewaskan puluhan ribu orang.
"Operasi musim dingin kami akan berlanjut, tidak akan ada penghentian," kata Atalay dalam wawancara televisi.
Namun, ia mengatakan, pemerintah bertekad melanjutkan upaya menghentikan pemberontakan itu dengan reformasi demokratis.
Sekitar 3.000 prajurit yang didukung oleh pesawat dan helikopter serang memulai operasi terakhir itu setelah mengidentifikasi kelompok sekitar 30 gerilyawan PKK di Gunung Goresi di perbatasan provinsi-provinsi Elazig dan Diyarbakir di Turki tenggara.
Setelah serangkaian bentrokan, 13 militan tewas dan sedikitnya lima orang cedera, kata pejabat itu, dengan menambahkan bahwa operasi itu terus berlangsung dan diperkirakan berakhir pada Selasa.
Kamis lalu, pasukan keamanan Turki membunuh delapan gerilyawan Kurdi dalam bentrokan di wilayah tenggara negara itu.
Lima dari para militan yang tewas adalah wanita, kata sumber-sumber keamanan kepada Reuters.
Selama November, pasukan Turki juga melancarkan sejumlah serangan udara terhadap sasaran Kurdi di Irak utara, sebagai bagian dari operasi yang terus dilakukan terhadap kelompok gerilya PKK yang berpangkalan di kawasan terpencil itu.
Turki, Uni Eropa dan AS menganggap Partai Buruh Kurdistan (PKK) sebagai sebuah organisasi teroris.
Militer Turki melancarkan serangan-serangan udara dan operasi darat terbatas ke Irak utara sejak Agustus tahun ini menyusul gelombang serangan gerilyawan PKK, setelah macetnya gencatan senjata sebelumnya.
PKK melancarkan serangan-serangan dari tempat persembunyian mereka di kawasan pegunungan terpencil Irak sebagai bagian dari perang mereka untuk memperoleh hak dan otonomi lebih besar bagi penduduk Kurdi.
Lebih dari 40.000 orang tewas sejak PKK mengangkat senjata pada 1984.
Para pemimpin Turki bulan Oktober berjanji membalas dengan serangan-serangan udara dan darat setelah PKK melancarkan salah satu serangan paling mematikan dalam konflik itu, yang menewaskan 24 prajurit Turki. Serangan tersebut dilakukan di pos militer di wilayah selatan Turki. (M014)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011