Kupang (ANTARA News) - Brigadir Polisi Yeremias Mbay nekad menikam perutnya dan kini dirawat intensif di RS Bhayangkara, Kupang, NTT. Dia coba bunuh diri dengan cara itu, diduga stres karena harus mempertanggungjawabkan tingkahnya kepada atasan setelah meninggalkan tugas (desersi) selama tiga pekan.
Kapolda NTT, Brigjen Polisi Riky HP Sitohang, saat mengunjungi korban percobaan bunuh diri di rumah sakit itu, Senin, mengatakan, Mbay masih belum memberikan keterangan soal kejadian itu. Kondisi Mbay sendiri juga tidak terlampau parah.
Menurut Sitohang, korban mencoba membunuh dirinya dengan menikamkan sebilah pisau ke perutnya sendiri di bagian kanan dan terus menyamping ke arah rusuk bagian kanan korban walau luka yang terjadi ternyata tidak parah.
Hal yang terjadi pada Mbay bukan merupakan aksi pihak lain terhadap korban, tetapi merupakan aksi sendiri dari korban karena diduga stres karena telah meninggalkan tugas sebagai anggota Polri.
"Diduga stres karena besok dia harus menghadap atasnya (Kapolresta), jadi kalap mencoba menikam dirinya sendiri, karena ditanya dia masih bungkam padahal masih bisa bicara," katanya.
Penegasan desersi atas nama Mbay itu ditegaskan Kapolres Kupang Kota, AKBP Bambang Sugianto. Mbay yang selama ini bertugas di Pos Polisi Oesapa Timur wilayah Polsek Kelapa Lima itu, telah meninggalkan tempat tugasnya selama tiga pekan terakhir.
Sugianto menduga ada persoalan keluarga yang memantik Mbay bunuh diri. "Surat penggilan sudah kita layangkan dan dijadwalkan besok Selasa (20/12) dia harus menghadap ke Mapolresta. Mungkin karena itu dia lalu mengambil jalan pintas itu," katanya.
Kapolresta mengatakan, kejadian percobaan bunuh diri itu terjadi di bilangan Kelurahan Liliba sekitar pukul 19.15 WITA dan oleh keluarga langsung dilarikan ke RS Bhayangkara Kupang.
Walau kini sedang dirawat, bukan berarti tuntutan hukum pada Mbay melayang begitu saja. "Kami tunggu yang bersangkutan sehat dulu," kata Sugianto. (ANT)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011