Jakarta (ANTARA) - Mantan Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan kegigihan Prof. Fahmi Idris Bin Idris Marah Bagindo dalam menempuh pendidikan perlu dicontoh oleh anak bangsa.

"Ada satu hal yang perlu dicontoh adalah semangat untuk kuliah dan menyelesaikan program doktornya di Universitas Indonesia dalam usia senja," kata Saleh Husin melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.

Baca juga: Jusuf Kalla ajak semua pihak kenang Fahmi Idris dalam kebaikan

Hal tersebut disampaikannya usai melayat ke rumah duka mantan Menteri Perindustrian Indonesia Ke-22 era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Prof. Fahmi Idris.

"Selamat jalan senior sekaligus rekan yang baik hati," kata Saleh yang menjabat menteri Kabinet Kerja periode 2014 hingga 2016.

Menurut dia, banyak para sahabat merasa kehilangan atas kepergian Prof. Fahmi Idris. Sebab, semasa hidupnya, mantan Menteri era Presiden BJ Habibie tersebut merupakan senior, sahabat dan teman komunikasi dalam berbagai hal termasuk di dunia industri.

"Bang Fahmi adalah orang yang sangat baik dan mempunyai banyak teman dalam pergaulannya," kenang dia.

Alhamdulillah tadi saya sempat melayat ke rumah duka dan di situ jumpa dengan Bang MS Hidayat yang juga mantan Menperin setelah Bang Fahmi Idris dan saya Menperin setelah Bang MS Hidayat," kata Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia (MWA UI) Saleh Husin.

Ia dan Mohamad Suleman Hidayat yang juga mantan Menteri Perindustrian Indonesia Ke-23 mengaku bersyukur bisa ikut salat jenazah bersama para sahabat yang lain yakni Akbar Tanjung, Zulkifli Hasan, Rachmad Gobel, Boy Rafly Amar, Cicip Sutardjo, Bambang Soesatyo dan Jusuf Kalla.

Fahmi Idris merupakan menteri kelahiran Jakarta 20 September 1943. Ayah dari dua orang anak tersebut wafat pada usia 78 tahun. Almarhum dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.

Baca juga: Menaker: Fahmi Idris miliki perhatian tinggi terhadap pelindungan PMI
Baca juga: Menperin sampaikan duka mendalam atas wafatnya Fahmi Idris
Baca juga: Gubernur DKI: Fahmi Idris sangat mencintai Indonesia

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2022