Langkah ini juga mendukung program Pemkot Denpasar dalam pelestarian aliran sungai
Denpasar (ANTARA) - Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara mengapresiasi penataan bantaran Sungai Ayung menjadi Wahana Edukasi Alam dan Tumbuhan Langka (Watulaba) di Desa Kesiman Petilan Kecamatan Denpasar Timur yang sekaligus dapat menjadi tempat rekreasi baru.
"Langkah ini juga mendukung program Pemkot Denpasar dalam pelestarian aliran sungai sebagai edukasi masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan sungai sebagai sumber kehidupan," kata Jaya Negara saat meresmikan penataan bantaran Sungai Ayung Watulaba di Denpasar, Minggu.
Bantaran Ayung Watulaba, lanjut dia, cocok dikunjungi para siswa untuk lebih mengenal tanaman langka, di samping juga dapat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat setempat karena memberikan ruang usaha bagi UMKM.
Baca juga: Tim SAR Bali temukan dua wisatawan rafting meninggal akibat longsor
"Edukasi bagi lingkungan dan memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat setempat yang menjadi harapan kita bersama. Ke depan, dari penataan bantaran Ayung dapat menjadi ikon Desa Kesiman Petilan," ujar Jaya Negara.
Sebelum melaksanakan penandatangan prasasti dan pelepasan burung bersama serta pemotongan pita menandai peresmian, Jaya Negara bersama Ketua DPRD Kota Denpasar I Gusti Ngurah Gede menyusuri jalur joging track yang melintasi bantaran Sungai Ayung.
Selain itu juga menanam pohon langka seperti intaran dan jenis pohon langka lainnya. Yang tak kalah menarik, dalam kegiatan itu diisi dengan aktivitas arung jeram atau rafting dengan perahu karet, serta penampilan tarian Baris Tanda dari tim kesenian desa setempat.
Baca juga: Pengusaha sablon batik didenda Rp2 juta sebabkan sungai Badung merah
Wali Kota Denpasar juga berkesempatan meninjau kawasan beji di areal Bantaran Ayung yang menjadi kawasan suci dan sumber mata air di pura setempat.
"Keberlangsungan dan keberlanjutan Bantaran Ayung ke depan sebagai Watulaba dibutuhkan komitmen bersama dan tentunya Pemkot Denpasar sangat mendukung dan mengapresiasi langkah dan inovasi masyarakat Desa Kesiman Petilan," ujar Jaya Negara.
Sementara itu, Sekretaris Desa Kesiman Petilan I Kadek Sudiana mengatakan penataan Bantaran Sungai Ayung ini berkaitan dengan kegiatan Padat Karya Tunai Desa (PKDT) yang melibatkan warga terdampak COVID-19.
Baca juga: Bendera Indonesia dan Bendera PBB berkibar di lokasi GPDRR 2022 Bali
"Kegiatan ini membuat alur joging track, penataan bantaran dan juga melaksanakan penanaman pohon langka dan pohon upakara. Kami juga meminta izin kepada warga pemilik lahan setempat dalam mewujudkan penataan bantaran sungai," ucapnya.
Program penataan mendapat respons positif dari pihak pemilik lahan. Di samping itu juga dilaksanakan lomba gang hijau di Desa Kesiman Petilan, mengingat keberadaan gang menjadi akses ke Bantaran Ayung, sehingga secara otomatis gang dapat tertata nyaman.
Baca juga: Pemerintah hapus ketentuan travel bubble saat GPDRR di Bali
"Ini dapat menjadi wahana bagi warga dan masyarakat Denpasar pada umumnya, terutama kepada anak usia dini untuk dapat mengenali alam serta tumbuhan langka dan upakara (sesajen). Ada sekitar 160 tanaman sudah ditanam dan ada 60 tanaman langka yang ditanam sepanjang bantaran Ayung," katanya.
Acara tersebut juga dihadiri Kadis Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Denpasar AA Ngurah Bagus Airawata, Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan I Dewa Gede Rai, Camat Denpasar Timur Made Tirana, Bendesa Kesiman dan tokoh masyarakat desa setempat.
Baca juga: 3.000 bibit bambu akan ditanam di DAS Ayung pada Hari Tumpek Wariga
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022