Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan sebagai sebuah regularitas demokrasi yang pasti terjadi setiap lima tahun sekali, Pemilu seharusnya tidak menjadi beban. Pada acara pengarahan kepada peserta rapat pimpinan TNI dan rapat koordinasi Polri di Istana Negara, Jakarta, Kamis, Presiden mengatakan Pemilu tidak boleh menganggu jalannya pemerintahan pusat maupun daerah. "Pemilu ini semestinya tidak menyeramkan, tidak menakutkan, dan tidak boleh menjadi beban," ujar Presiden. Apabila Pemilu 2009 dilaksanakan secara tertib sesuai dengan mekanisme demokrasi, menurut Presiden, Pemilu jutsru menjadi sesuatu yang menyegarkan kehidupan berbangsa serta membawa kebaikan. Presiden mengimbau agar jangan ada pejabat pemerintahan yang meninggalkan tugas-tugas pokoknya demi menjalankan agenda politik yang akan merugikan masyarakat. Presiden juga meminta agar para tokoh dan elit partai politik untuk menjaga emosinya serta mengendalikan para pendukungnya. "Para elit politik, para tokoh partai politik, faktor pemimpin, amat menentukan dalam keadaan apa pun. Tentu diharapkan para pemimpin dan tokoh bisa mengendalikan emosi dan menjaga, mengendalikan emosi pendukungnya," tuturnya. Presiden meminta apabila nantinya ada keberatan atau ketidakpuasan terhadap penyelenggaraan Pemilu, para elit politik dapat menyelesaikannya secara damai melalui saluran hukum yang ada dan menghindari imbauan protes melalui tindakan kekerasan kepada para pendukungnya. "Kalau ini dijalankan, tidak perlu ada kecemasan Pemilu tahun ini," ujarnya. Namun, Presiden mengingatkan, antisipasi keamanan untuk Pemilu 2009 tidak bisa dianggap enteng dengan bercermin dari Pemilu 2004 yang relatif aman. "Ingat, situasi dan konteks bisa berbeda-beda dari satu peristiwa ke peristiwa lain. Dari satu kegiatan nasional ke kegiatan lain," tuturnya. Presiden mengatakan, pada Pemilu 2004 banyak hal baru termasuk pemilihan calon presiden dan calon wakil presiden secara langsung sehingga semangat masyarakat luas amat tinggi dan tidak ada pikiran untuk mengganggu atau merusak Pemilu 2004. Saat itu semua pihak relatif bisa menahan diri meski muncul juga protes-protes yang dapat diselesaikan melalui mekanisme hukum yang berlaku. "Bisa saja ada yang berbeda dari 2004. Maka yang paling baik adalah mencegah bersama terjadinya benturan fisik dan kerusakan," tuturnya. Presiden meminta TNI dan Polri untuk tidak menganggap remeh dan tidak juga berlebihan dalam mengambil langkah-langkah untuk mengamankan penyelenggaraan Pemilu 2009. Kepada TNI dan Polri, Presiden mengimbau agar mereka melakukan tindakan persuasif untuk mengamankan Pemilu 2009. (*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009