Bogor (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada seluruh pasukan TNI yang tergabung dalam misi perdamaian PBB di mana pun untuk selalu menjaga kejayaan Merah Putih dan waspada guna keberhasilan misi.

"Jaga Merah Putih dan nama baik Bangsa Indonesia, serta tetap waspada," katanya saat melakukan telewicara dengan para prajutit TNI yang tergabung dalam misi perdamaian PBB di Lebanon, Kongo dan Haiti, di Sentul, Bogor, Senin.

Presiden Yudhoyono mengawali telewicaranya dengan Sekretaris PBB Untuk Misi Perdamaian Herve Ladsous didampingi Duta Besar RI untuk PBB Hasan Kleib.

Dalam perbincangan dengan Ladsous, Presiden menyampaikan visi dan misi Indonesia mendirikan Pusat Perdamaian dan Keamanan Indonesia, yang antara lain menyiapkan prajurit TNI yang akan bergabung dalam misi perdamaian PBB.

"Kami ingin menyiapkan prajurit kami untuk lebih siap dan lebih kapable, dalam menjalankan setiap misi perdamaian PBB di mana pun," katanya.

Terkait itu, Presiden Yudhoyono juga menyampaikan terimakasih atas kepercayaan PBB dalam mengikutsertakan Indonesia dalam setiap misi pemeliharaan PBB.

"Kami juga telah mengundang Sekjen PBB Ban Ki Moon untuk bisa melihat fasilitas di Pusat Pemeliharaan Perdamaian di Sentul, sekaligus membuka peluang apa saja yang bisa dikerjasamakan atau diberikan Indonesia dalam setiap misi perdamaian PBB," ujarnya.

Sedangkan kepada prajurit TNI yang tengah menjalankan misi pemeliharaan perdamaian PBB di Kongo, Lebanon, Haiti, Presiden mengingatkan untuk selalu menjaga nama baik bangsa dan menjaga profesionalisme sesuai kode etik misi pemeliharaan perdamaian PBB.

"Saya berharap, kalian dapat berbuat dan memberikan yang terbaik untuk setiap misi yang diemban di mana pun," katanya.

Khusus bagi prajurit yang tergabung dalam misi perdamaian di Lebanon, Kepala Negara mengatakan," perkembangan situasi di Timur Tengah senantiasa mendapat sorotan khusus internasional,".

"Karena itu, berbuatlah yang terbaik, jaga `Merah Putih` dan nama baik bangsa serta tetap waspada, jangan lengah, junjung tinggi nama baik Indonesia, karena misi perdamaian di Lebanon juga diprakarsai Indonesia dengan lebih dulu mengupayakan gencatan senjata," katanya.

Sedangkan untuk di prajurit TNI yang tergabung dalam misi perdamaian PBB di Haiti, Presiden meminta untuk berperan aktif dalam menciptakan perdamaian di wilayah itu, untuk mempermudah proses rekonstruksi dan rehabilitasi pascagempa bumi yang mengakibatkan 200 ribu orang meninggal dan 1,5 juta orang kehilangan tempat tinggal.

Didampingi Menhan Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dan beberapa menteri lainnya, Yudhoyono secara bergantian berbincang dengan Komandan Misi Perdamaian PBB di Kongo (Monusco) Jenderal Chander Prakash.

Pada kesempatan itu, Prakash menyampaikan awal mula dibentuknya misi perdamaian PBB di Kongo, dan perkembangan keamanan di wilayah itu terkait pelaksanaan Pemilu di negeri itu.

Kepala negara juga berbincang dengan Komandan Satuan Tugas (Satgas) Kompi Zeni TNI Konga XX-H/Monusco Letkol Czi Widiyanto, yang menyangkut tugas kontingen TNI dalam misi PBB di Kongo.

Presiden Yudhoyono juga berbincang dengan Wakil Komandan Misi Perdamaian PBB di Lebanon Selatan (UNIFIL) Brigjen Santi Bonfanti dan Komandan Kontingen Garuda Kolonel Darmawan Bakti terkait misi pemeliharaan perdamaian di Lebanon, dan tugas kontingen TNI di wilayah itu.

Terakhir Yudhoyono berbincang dengan Wakil Komandan Misi Perdamaian PBB di Haiti (Minustah) Felicio de Los Santos dan Komandan Konga XXXII-A Kolonel Winarno, terkait misi PBB di Haiti dan peran TNI yang dijalankan di wilayah itu.

Sejak 1957, Indonesia telah mengirimkan 24.284 personel militer dalam misi perdamaian PBB.

(R018/C004)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011