Kupang (ANTARA News) - Seorang ibu dan anaknya di Desa Lidi, Kecamatan Palue, Pulau Palue, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur dilaporkan hilang akibat disapu banjir bandang pada Sabtu (17/12) sekitar pukul 22.00 Wita.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Alam Kabupaten Sikka Heri Siko ketika dihubungi dari Kupang, Senin, membenarkan adanya musibah tersebut, dan mengatakan korban yang tewas itu diketahui bernama Theresia Tia (47) dan anaknya Saskia (6).

"Setelah kami turun ke lokasi kejadian, kami menduga ibu dan anak itu diduga tersapu banjir ke laut karena rumah mereka berada di pesisir Pantai Langa Liwu, wilayah Desa Lidi," kata Heri Siko.

Untuk mencapai lokasi kejadian di Pulau Palue itu, Tim Penanggulangan Bencana Alam Kabupaten Sikka harus berlayar dengan perahu motor dari Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka di Pulau Flores selama sekitar 6-8 jam pelayaran.

"Saya dengan teman-teman baru kembali dari lokasi kejadian. Pelayaran ke lokasi tidak bisa cepat tetapi memakan waktu cukup lama karena angin kencang disertai hujan lebat yang terus mengguyur wilayah itu. Kami baru tiba di lokasi kejadian pada pukul 13.00 WITA," katanya menjelaskan.

Di Pulau PaluE itu, masyarakatnya juga belum menikmati fasilitas air bersih sehingga jika musim panas tiba, mereka mengandalkan batang pisang sebagai "sumber air" kehidupan.


Tertimbun lumpur

Heri Siko mengatakan, pihaknya bersama warga sempat melakukan pencarian selama beberapa jam dan menemukan empat orang yang tertimbun dalam lumpur tetapi masih dalam keadaan selamat.

"Mereka mengalami luka serius sampai ada korban yang patah tulang sehingga langsung dievakuasi ke Maumere untuk mendapat pertolongan medis di RSUD TC Hillers Maumere," katanya.

Ia menjelaskan empat orang ditemukan masih hidup di tengah balutan lumpur batu di pinggir kali dalam kondisi luka parah itu adalah Jimi (10), Ricky (14), Hendo (16) dan Tolon (35).

Dia mengatakan, upaya pencarian terhadap dua korban yang dilaporkan hilang itu sementara tidak bisa dilanjutkan karena cuaca buruk.

"Hujan dan angin kencang masih menerpa wilayah kepulauan di depan Maumere itu sehingga upacara pencarian terpaksa dihentikan, dan akan kami lanjutkan hari ini (Senin, 19/12)," katanya.

Mengenai kerusakan, dia mengatakan, proses pendataan akan dilakukan setelah penanganan terhadap para korban.

(T.B017/L003)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011