Abraham Paul Liyanto di Kupang, Minggu mengatakan, kendala paling besar dihadapi Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk memajukan daerah adalah minimnya dukungan infrastruktur.
Karena itu, dia selalu berjuang untuk mendapatkan dana dari pemerintah pusat, terutama kementerian terkait bagi pembangunan infrastruktur di NTT.
"Infrastruktur kita di NTT sangat minim, tidak sama dengan daerah lain di Indonesia. Provinsi NTT sangat membutuhkan pembangunan infrastruktur seperti dermaga, jalan dan pelabuhan udara sehingga bisa menjangkau kabupaten-kabupaten," kata Paul Liyanto yang juga adalah Ketua Kadin NTT.
Menurut Paul Liyanto, potensial yang dimiliki NTT sangat cukup, namun karena kekayaan sumber daya alam tersebut berada di kabupaten-kabupaten, sementara sarana dan prasarana pendukung tidak memadai, menyebabkan potensi yang ada belum bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk kemajuan daerah.
Paul Liyanto menjelaskan, dalam pertemuan dengan jajaran Pelindo Kupang, keberadaan dermaga atau Pelabuhan Tenau Kupang sangat penting dalam membangun ekonomi NTT karena di pelabuhan itu semua kebutuhan pembangunan di NTT berlabuh.
Karena itu, pihaknya mendorong agar fasilitas dermaga di kabupaten-kabupaten di tingkatkan, karena bila hanya berpusat di Kota Kupang akan menyebabkan "high cost" atau biaya tinggi.
"Untuk di Pelabuhan Tenau, kita mendorong agar semua fasilitasnya disiapkan seperti angkutan untuk memperlancar mobilitas barang sehingga tidak tumpang tindih," katanya.
Ia menambahkan, bila sudah tumpang tindih atau antrian bongkar muat barang lama maka pengusaha akan menaikan harga dan yang menjadi sengsara tetap rakyat juga.
Paul Liyanto mengungkapkan, tugas DPD RI adalah memperjuangkan kemajuan daerah yang diwakilinya, begitupun dengan anggota DPD RI yang berasal dari NTT.
"NTT yang selama ini dikenal sebagai daerah tertinggal bisa maju bersama dengan daerah lain di Indonesia. Karena itu, kami juga butuh bantuan dan dukungan media massa untuk sama-sama berjuang demi kemajuan daerah NTT," demikian Paul Liyanto.
(ANT-296/S023)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011