Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi negeri (PTN) merupakan impian anak-anak yang lulus dari jenjang sekolah menengah atas (SMA) atau sederajat, namun untuk masuk ke universitas negeri harus melalui serangkaian tahapan beberapa jalur yang sudah ditentukan.
Ada beberapa jalur yang disediakan untuk menimba ilmu di bangku kuliah mulai dari jalur undangan untuk siswa yang berprestasi melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), kemudian jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang mengharuskan peserta untuk mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK).
Selain itu PTN juga membuka jalur pendaftaran calon mahasiswa baru melalui seleksi mandiri yang kuotanya ditetapkan oleh masing-masing universitas sesuai dengan kapasitas PTN tersebut.
Perjuangan dan persaingan untuk mendapatkan bangku kuliah di PTN tidaklah mudah karena ribuan peserta akan berebut untuk mendaftar di PTN yang menjadi pilihannya seperti yang dialami oleh salah satu peserta SBMPTN yang mengikuti UTBK di Kampus Universitas Jember (Unej).
Tekad yang kuat dan keinginan untuk mengenyam pendidikan di PTN juga disampaikan oleh salah satu peserta UTBK SBMPTN di Unej, Dedy Yusuf yang mengikuti ujian di Fakultas Hukum Unej dengan kondisi sakit setelah kecelakaan.
Dedy ngotot mengikuti UTBK dengan kondisi otot Anterior Cruciate Ligaments (ACL) lutut kaki kirinya robek, sehingga harus menahan sakit selama mengikuti UTBK mengingat dirinya masih dalam masa pemulihan.
Pelajar lulusan SMA Negeri 2 Lumajang itu bertekad tetap mengikuti UTBK SBMPTN 2022 di Pusat UTBK Universitas Jember, agar diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) impiannya, demi mengangkat harkat martabat keluarganya.
"Kaki kiri saya tidak bisa menekuk sempurna saat duduk, masih terasa sakit, sesekali harus selonjor," katanya saat menjawab pertanyaan Wakil Rektor I Universitas Jember Slamin yang mengunjunginya di lokasi UTBK di Fakultas Hukum (FH) Universitas Jember sebelum jam ujian mulai, Sabtu (21/5).
Untuk memfasilitasi kebutuhan peserta itu, panitia menyediakan kursi roda yang sudah diberi papan di bagian bawah agar kaki kiri Dedy dapat berselonjor. Panitia juga memindahkan posisinya yang semula ada di deretan komputer bagian tengah, ke komputer yang ada di bagian belakang agar yang bersangkutan bisa bergerak lebih leluasa.
Baca juga: 58 peserta UTBK SBMPTN 2022 di Unej dinyatakan gugur
Gigih berjuang
Sebelum ujian dimulai, Dedy menyempatkan bercerita mengenai cedera yang dialaminya pada September 2021 saat hendak ke sekolah yang jatuh saat mengeluarkan motor dengan posisi kaki kiri di bawah karena terburu-buru.
Semenjak itu lutut kaki kirinya terasa sakit, namun dibiarkan saja karena dipikir hanya keseleo, bahkan ia masih bermain basket di sekolah seperti biasa bersama kawan-kawannya.
Namun, rasa sakit tersebut tidak hilang, malah semakin menjadi dan rasa nyeri juga tidak berkurang meskipun sudah dipijat. Beragam cara sudah ditempuh Dedy agar pulih, termasuk berobat secara alternatif hingga ke Surabaya.
Pada awal tahun 2022 memeriksakan diri ke rumah sakit di Lumajang dan dokter yang memeriksanya merekomendasikan Dedy berobat ke RSD dr. Soebandi Jember yang memiliki alat Magnetic Resonance Imaging (MRI).
Dari hasil pemeriksaan dengan alat MRI, diketahui jika otot Anterior Cruciate Ligaments (ACL) di lutut kaki kirinya robek dan harus segera dioperasi. Akhirnya anak kedua dari tiga bersaudara itu menjalani operasi di RSD dr. Soebandi pada April 2022.
Seusai menjalani operasi, Dedy harus menjalani pemulihan dengan cara mengikuti serangkaian proses fisioterapi dan dokter memperkirakan jika semua sesi fisioterapi yang diagendakan diikuti, maka penyuka basket itu akan pulih enam bulan lagi.
Dan selama menjalani fisioterapi, Dedy terus giat belajar agar impiannya kuliah di Program Studi Statistik ITS Surabaya menjadi kenyataan dan untuk mengejar cita-citanya, ia rela menggunakan bus menuju Jember dari Lumajang dengan diantar oleh Pamannya.
Dedy sengaja datang ke Jember sehari sebelum ujian mengingat kondisinya yang tidak memungkinkan jika berangkat langsung dari Lumajang ke Jember tepat di hari ujian.
Ia bersama Pamannya naik bus dibantu oleh penumpang lainnya dengan cara dibopong ke bus mengingat untuk berjalan harus memakai alat bantu atau kruk.
"Saya harus tetap kuat sebab saya ingin tetap mengikuti UTBK SBMPTN di Universitas Jember agar bisa diterima di PTN, supaya nantinya bisa membantu keluarga," katanya.
Pelajar lulusan SMAN 2 Lumajang tersebut mendaftarkan diri melalui jalur SBMPTN tahun 2022 dengan fasilitas Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIP-K) dan ibunya berprofesi sebagai petani.
Wakil Rektor I Unej Slamin menjelaskan sebelum UTBK SBMPTN 2022 dimulai, Dedy mengirimkan email ke Bagian Humas yang menceritakan kondisinya yang masih dalam masa pemulihan akibat cedera.
Kemudian surat elektronik tersebut ditindaklanjuti, sehingga pihaknya meminta Bagian Humas menghubungi Dedy guna mengetahui apa yang dia butuhkan saat menjalani UTBK.
"Prinsipnya kami berusaha melayani peserta yang membutuhkan layanan khusus agar tetap bisa mengikuti UTBK dengan lancar. Bagi peserta penyandang disabilitas atau mengalami kendala, silahkan menghubungi Bagian Humas Unej," katanya.
Ia berharap kegigihan Dedy berjuang untuk mengikuti UTBK SBMPTN bisa membuahkan hasil karena tekad dan semangatnya yang sangat kuat memotivasinya untuk mengikuti ujian, meskipun kondisi kakinya sakit.
Baca juga: 75 peserta tidak bawa hasil tes usap antigen saat UTBK SBMPTN Unej
Dinyatakan gugur
Jumlah peserta UTBK SBMPTN yang mengikuti ujian di Universitas Jember sebanyak 13.826 peserta yang terdiri dari 6.937 peserta kategori ujian Saintek, 5.963 peserta kategori ujian Soshum, dan 926 peserta kategori ujian Campuran.
Para peserta mengikuti ujian di UTBK gelombang pertama mulai 17 hingga 23 Mei 2022, dan gelombang kedua pada 28 Mei hingga 2 Juni 2022. Di mana setiap sesi UTBK SBMPTN akan ada maksimal 615 peserta, sementara dalam satu hari pelaksanaan UTBK ada dua sesi, yakni sesi UTBK pagi dan siang.
Wakil Koordinator Perencanaan Kerja sama Informasi dan Humas (PKIH) Unej Rokhmad Hidayanto jumlah peserta yang tidak hadir dalam UTBK SBMPTN di Kampus Unej pada 17-21 Mei 2022 tercatat sebanyak 438 orang.
"Ratusan peserta yang tidak hadir mengikuti UTBK SBMPTN tersebut secara otomatis dinyatakan gugur dalam SBMPTN, namun kami tidak tahu alasan mereka tidak hadir karena tidak menyampaikan alasannya kepada panitia," katanya.
Jumlah persentase kehadiran peserta yang mengikuti UTBK SBMPTN di Kampus Unej sebanyak 13.388 orang atau sekitar 96,83 persen, sehingga diharapkan jumlah peserta yang tidak hadir pada pelaksanaan UTBK gelombang kedua lebih sedikit dibandingkan gelombang pertama.
Pihak Panitia UTBK SBMPTN Unej menyiapkan sebanyak 754 pengawas dan 344 penanggung jawab lokasi yang bertugas di 25 ruangan yang tersebar di 14 lokasi di kampus setempat.*
Baca juga: Universitas Jember tunda UTBK SBMPTBR 2021 saat PPKM Darurat
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022