Selamat bekerja tim KPK. Jangan sia-siakan kepercayaan yang dibebankan di pundakmu.

Makassar (ANTARA News) - Kasus dugaan korupsi di negara ini terus bertambah dari tahun ke tahun, mulai dari kasus berskala kecil hingga besar dengan melibatkan figur-figur publik.

Kasus korupsi di segala lini sudah terkesan membudaya dan menjadi kebiasaan oknum di lembaga pemerintahan dan swasta. Padahal, lembaga-lembaga pemberantasan korupsi telah tumbuh subur, ibarat jamur di musim hujan.

Bahkan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang lahir di tengah sikap frustrasi masyarakat terhadap lembaga-lembaga hukum di negeri ini, belum mampu berbuat banyak untuk menekan kasus korupsi.

Kini, komisioner KPK yang diketuai Dr. Abraham Samad sudah dilantik yang notabene sudah harus melakukan tugas dan fungsinya sebagai bagian dari komponen penegakan hukum dan demokrasi di Indonesia.

"Saya siap membawa spirit almarhum Baharuddin Lopa (mantan Jaksa Agung) yang dikenal tanpa mengenal lelah dan waktu untuk melakukan pemberantasan korupsi," kata Abraham ketika menghadiri acara silaturahmi dengan penggiat pemberantasan korupsi dan akademisi di Makassar.

Alumni Fakultas Hukum Pascasarjana Universitas Hasanuddin ini berjanji akan sepenuhnya mengabdikan diri untuk memberantas kasus-kasus korupsi, bukan hanya di permukaan saja.

Oleh karena itu, nasihat dan saran-saran dari tokoh-tokoh masyarakat dan akademisi dinilai sangat bermanfaat untuk mengawali langkahnya ke depan sebagai ketua KPK.

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Prof. Dr. Aswanto mengatakan bahwa masyarakat menyimpan harapan pada Abraham untuk memberantas korupsi yang sudah seperti lingkaran setan.

"Abraham yang berlatar belakang sebagai pengacara dan aktif pada LSM Anti-Corruption Commetee (ACC) di Sulsel dikenal memiliki kredibilitas yang baik, dan diharapkan dapat menjadi pedoman memimpin KPK," katanya.

Meskipun banyak yang menyangsikan kemampuan Ketua KPK jilid III ini, secara umum masyarakat masih memiliki harapan jika ketua KPK mampu membawa timnya untuk memberantas kasus-kasus korupsi yang sudah merugikan keuangan negara.

Tantangan berat yang dihadapi ketua ataupun komisioner KPK adalah kasus dugaan korupsi yang dibalut dengan unsur politis. Hal ini dikemukakan Guru Besar Fakultas Politik Universitas Hasanuddin Prof. Dr. Suryadi Culla.

Menurut dia, beban moral sebagai ketua KPK bersama komisioner lainnya adalah menghadapi persoalan politik. Oleh karena itu, dukungan dari elemen-elemen politik tidak dapat diabaikan.

"Variabel eksternal yang dapat memengaruhi kinerja KPK Jilid III ke depan berkaitan erat dengan variabel internal KPK sendiri," katanya.

Oleh karena itu, lanjut dia, hambatan apa pun tidak akan jadi masalah, sepanjang tim KPK solid dan hal itu menjadi tugas utama Ketua KPK Abraham.

Tantangan lain yang menghadang kinerja KPK ke depan adalah menghadapi oknum yang 'kebal' hukum yang tidak lagi menghiraukan aturan.

Wajar kiranya jika masyarakat berharap banyak dari kinerja KPK Jilid III agar lebih baik dari kinerja tim KPK sebelumnya.

Apalagi untuk menghadapi kasus-kasus korupsi berskala besar seperti yang dilansir sebagian besar media elektronik, yakni kasus Century, Gayus Tambunan (kasus penggelapan pajak) dan indikasi korupsi di perusahaan tambang PT Freeport.

Jauhi Glamor

Salah satu bekal yang merupakan pesan dari tokoh masyarakat Sulsel bagi putra daerah Abraham adalah menjauhi kehidupan glamor atau bermewah-mewahan.

"Jangan mengikuti pola hidup pejabat-pejabat atau pemimpin KPK sebelumnya yang gemar main golf atau tenis, karena di tempat itu banyak godaannya," kata tokoh masyarakat Sulsel Hamid Basmah.

Dia mengatakan, selain harus menghindari olahraga glamor yang bayarannya mahal, juga harus berhati-hati menghadiri undangan di restoran dan hotel mewah.

Menurut dia, tempat-tempat startegis itu dinilai berpeluang terjadinya bargaining atau kompromi-kompromi dalam menjalankan tugas pemberatasan kasus-kasus korupsi.

Sementara itu, Akademisi dari Universitas Hasanuddin, Makassar Dr. Hasrullah mengatakan bahwa nasihat dari tokoh-tokoh masyarakat Sulsel kepada Abraham yang merupakan putra Sulsel harus menjadi masukan positif untuk menjalani tugas di KPK.

"Sosok Abraham yang sederhana dan sudah menggeluti dunia hukum 20 tahun terakhir diharapkan dapat menjadi pendorong untuk memajukan kinerja KPK ke depan," katanya.

Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut dia, kalau sebelumnya Abraham memiliki nyali hanya satu kali, maka setelah menjadi ketua KPK harus memiliki nyali tiga kali lebih besar.

Apalagi menghadapi koruptor kelas kakap yang memiliki seribu satu cara untuk meloloskan diri, termasuk 'membeli' hukum.

Kini, genderang telah ditabuh sebagai pertanda awal kerja bagi tim KPK Jilid III yang dinakhodai Abraham putra asal Sulawesi Selatan.

Abraham dan komisioner lainnya, di antaranya Bambang Widjojanto dan Busyro Muqaddas, harus menjadi tim yang solid untuk menghadapi setumpuk pekerjaan rumah yang disisakan pendahulunya maupun menghadapi kasus baru berikutnya.

Harapan masyarakat, KPK Jilid III jangan mau dipecah belah. Siapkan 'pedang keadilan' untuk membabat para koruptor dan ketidakadilan sehingga citra KPK dapat diraih.

Selamat bekerja tim KPK. Jangan sia-siakan kepercayaan yang dibebankan di pundakmu. (S036/A025)

Oleh Catatan akhir tahun oleh Suria
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011