"Kami memperkirakan sampai Desember penjualan Toyota akan menembus angka sekitar 310 ribu unit," kata Presdir PT Toyota Astra Motor (TAM) Johnny Darmawan, di Jakarta, Sabtu.
Dengan angka sebesar itu, meski belum mendapat kepastian, Johnny memperkirakan penjualan Toyota di Indonesia bisa lebih tinggi dari Thailand yang selama ini menjadi negara dengan penjualan dan produksi tertinggi bagi Toyota di Asia Tenggara.
"Mungkin penjualan (Toyota di Indonesia) itu bisa menggeser (penjualan Toyota di) Thailand, mengingat negeri itu sedang terkena musibah banjir," ujarnya.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sampai November penjualan TAM selaku agen pemegang merek Toyota telah mencapai 285.034 unit, atau telah melampaui penjualan sepanjang 2010 sebesar 280.989 unit.
Johnny memperkirakan pada Desember penjualan Toyota akan lebih baik dibandingkan November yang secara "wholesales" mencapai 15.256 unit, seiring dengan pemulihan pasokan suku cadang dan mobil yang diimpor dari Thailand.
"Dampak (banjir) Thailand (terhadap penjualan mobil Toyota) ternyata lebih besar dari gempa dan tsunami di Jepang," ujarnya.
Ketika gempa dan tsunami Jepang pada 11 Maret 2011, penjualan TAM turun hanya sekitar 28,6 persen pada April dibandingkan bulan sebelumnya. Namun dampak banjir di Thailand, menurunkan penjualan Toyota hingga 51,2 persen pada November dibandingkan Oktober.
"Ternyata sistem yang kami terapkan dengan stok yang sedikit membuat penjualan jatuh lebih banyak dibandingkan merek lain, ketika terjadi bencana di Thailand," kata Johnny.
TAM, lanjut dia, dalam keadaan normal hanya menerapkan stok mobil 0,1-0,2 persen atau sekitar 5.000 unit per bulan.
Sementara agen pemegang merek (APM) lain, menurut dia, stok mereka lebih tinggi, sehingga penjualan mereka tidak anjlok ketika bencana Thailand terjadi.
Ditambahkan Direktur Pemasaran TAM Joko Trisanyoto, selama ini mobil Toyota yang diimpor dari Thailand memberi kontribusi penjualan sekitar 15 persen, terutama untuk sedan dan pick-up.
"Namun selain mobil dari Thailand, beberapa suku cadang Innova yang diproduksi di Indonesia, juga mengandalkan impor dari Thailand, sehingga pasokan Innova juga terhambat," katanya.
Anjloknya penjualan pada November, kata dia, juga akibat penjualan Avanza baru belum maksimal, karena produksi baru dimulai pertengahan November. Produksi Avanza sendiri, kata dia, tidak terganggu bencana di Thailand.
"Karena itu, kami optimistis penjualan Toyota bisa lebih baik pada Desember sekitar 23 ribu - 26 ribu unit," ujar Joko.
Dengan proyeksi penjualan TAM menebus angka 310 ribu unit sampai akhir Desember 2011, lanjut Joko, maka Toyota akan menguasai sekitar 35,2 persen pasar mobil di Indonesia yang diproyeksi mencapai 880 ribu unit. (T.R016/S025)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011