Bangkok (ANTARA News) - Sosok Steven Yoswara, mahasiswa semester IX Jurusan Desain Grafis Universitas Maranatha Bandung, setidaknya telah mampu mengharumkan nama bangsa Indonesia dalam ajang Mister Internasional 2011 yang diselenggarakan di Bangkok, Thailand.
Pasalnya bukan apa-apa dalam final ajang internasional yang diselenggarakan di Pratavadi Theatre yang berada tepat di tepi Sungai Chao Praya itu, Steven menempati posisi juara tiga atau pencapaian maksimal yang sering diikuti oleh wakil dari Indonesia.
Putra Kelahiran Bandung, 30 Juli 1989 itu, mampu menjawab pertanyaan dari tim juri dengan singkat dan padat hingga secara tidak langsung menambah nilai plus bagi dirinya.
"Saya tidak menyangka berhasil meraih juara ketiga mengingat saingannya cukup kuat terutama dari perwakilan Brazil dan Swedia," katanya saat ditanya seusai acara final Mister Internasional.
Namun, kata dia, yang paling penting dalam keikutsertaannya di ajang itu, yakni, dapat memperkenalkan Indonesia di mata dunia internasional. "Dan ternyata Indonesia bisa berbicara juga di ajang internasional," ungkapnya.
Dalam acara itu yang diikuti oleh 34 perwakilan negara di dunia itu, Brazil memperoleh juara pertama.
Untuk meraih keberhasilannya tersebut, memang tidak semudah membalikkan telapak tangan namun penuh perjuangan dan setidaknya bisa menjadi contoh bagi generasi muda saat ini.
Ia mengaku awalnya mengikuti audisi L-Men of the Year 2008 di Kota Bandung namun dirinya gagal untuk meraih juara hingga mengikuti acara serupa pada 2009 di Bandung dan Yogyakarta.
"Untuk tidak mengulang kegagalannya pada 2008, saya meningkatkan kegiatan olahraga `gym`. Dan saya tidak putus asa untuk meraih prestasi itu seperti memperbanyak bersepeda ke daerah pegunungan Lembang," katanya.
Dalam waktu satu setengah tahun, berat badannya yang semula hanya 55 kilogram dengan tinggi 178 centimeter, bisa meningkat hingga berhasil meraih juara pada L-Men of the Year 2009.
"Saya tidak merokok dan minum-minuman keras dan melakukan pola hidup sehat," katanya.
Setelah meraih prestasi di Mister Internasional tersebut, ada satu pekerjaan rumah lagi yang belum diselesaikan yakni menyelesaikan kuliahnya di Universitas Maranatha Bandung.
Dirinya tidak ingin pendidikannya terbengkalai akibat kegiatan modeling. "Saya ingin menyelesaikan kuliah kemudian membuka perusahaan sembari hobi di dunia model tetap jalan," katanya.
Dikatakan, orang tuanya sendiri selama ini selalu mendukung penuh aktivitas yang dilakukannya selama ini. "Orang tua selama ini mendukung kegiatan saya," katanya menutup pembicaraan. (R021/Z002)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011