Pekanbaru (ANTARA News) - Kebakaran hebat melanda ratusan kios darurat di Pasar `Cik Puan`, di pusat Kota Pekanbaru, Riau, Sabtu (17/12) malam.
Berdasarkan data yang dihimpun ANTARA dari lokasi kebakaran, `si jago merah` mulai terlihat pada pukul 19.30 WIB dari bagian tengah bangunan kios darurat salah satu pasar tertua dan utama Kota Pekanbaru tersebut.
"Api dari deretan los-los pakaian dan sepatu," kata Widia, (20), seorang saksi mata.
Tempat penjualan pakaian dan sepatu itu merupakan los sementara, karena bagian ini sedang dikerjakan.
Hingga berita ini dibuat, belum diperoleh keterangan pasti dari pihak berwajib, faktor apa yang menyebabkan terjadinya kebakaran tersebut.
Widia yang tinggal di sebuah rumah pemondokan persis bersebelahan dengan pasar itu menuturkan pula, api berubah menjadi besar hanya dalam waktu singkat.
"Dari tengah los yang terbakar, tidak sampai setengah jam, api sudah menyebar sampai pinggir-pinggir," ungkapnya.
Beberapa pedagang yang sibuk mengamankan dagangannya belum bisa memperkirakan berapa besar kerugian akibat kebakaran tersebut.
Sementara itu, dilaporkan, petugas pemadam kebakaran (Damkar) datang selang satu jam sejak api mulai terlihat.
Tak kurang dari 10 unit mobil Damkar yang dikerahkan. Tetapi para petugas kesulitan menjangkau lokasi inti, karena terjadi di bagian tengah hingga belakang pasar.
"Tempatnya sempit, lokasi kejadian api sulit dijangkau," kata seorang petugas Damkar di lokasi kejadian.
Ia menambahkan, bangunan yang berbahan utama kayu itu juga telah membuat api cepat membesar dan sulit dijinakkan. Ini masih diperparah dengan ketiadaan hidran di sekitar lokasi kebakaran.
Suasana di sekitar lokasi semakin semrawut, karena banyak pedagang berusaha menyelamatkan barang dari kiosnya yang sedang terbakar.
Mereka menumpuk apa saja yang dapat diselamatkan dari kebakaran dan mengevakuasi (memindahkan) ke tepi jalan.
Hingga berita ini diturunkan, petugas Damkar dari Pemerintah Kota (Pemkot) Pekanbaru belum mampu menjinakkan api.
(ANT-027/M036)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011