Ketua Basarnas Provinsi Jawa Tengah Riyadi di Temanggung, Sabtu mengatakan, posko tersebut berfungsi untuk memberikan informasi kepada masyarakat terkait aktivitas Gunung Sindoro.
Semula Basarnas telah membuat posko di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Temanggung. Namun, posko di tempat tersebut dirasa kurang efektif sehingga diputuskan pindah ke lereng Sindoro di Bansari.
Menurut dia, di posko tersebut akan ditempatkan 12 personel dari Basarnas.
Ia mengimbau warga di sekitar Gunung Sindoro agar tidak panik dan tidak terpancing kabar menyesatkan terkait aktivitas Gunung Sindoro.
Menyusul peningkatan status Gunung Sindoro menjadi waspada, Pemkab Temanggung telah memetakan beberapa daerah yang rawan terancam bahaya letusan Gunung Sindoro.
Kasi Penanganan Darurat dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung Eko Suprapto mengatakan, daerah rawan letusan Gunung Sindoro tersebut terdapat di lima kecamatan, yakni Candiroto, Ngadirejo, Bansari, Kledung, dan Parakan.
"Lima wilayah kecamatan tersebut masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) dua dan tiga berjarak sekitar enam hingga delapan kilometer dari puncak Gunung Sindoro," katanya.
Eko menyebutkan, di Kecamatan Candiroto terdapat empat desa yang ada di kawasan rawan bencana dengan jumlah penduduk mencapai 11.070 jiwa. Di Kecamatan Ngadirejo terdapat delapan desa dengan penduduk 24.261 jiwa.
Di Parakan ada tiga desa dengan penduduk 14.552 jiwa, di Bansari ada 10 desa masuk kawasan rawan bencana, dengan jumlah penduduk 22.721 jiwa, dan di Kecamatan Kledung terdapat 12 desa dengan jumlah penduduk mencapai 24.001 jiwa.
(U.H018/M026)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011