Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua DPR Abdul Muhaimin Iskandar mengajak ribuan ulama dan habaib berdoa bersama untuk perdamaian dunia.

"Saat ini banyak permasalahan yang terjadi di berbagai belahan dunia. Selain pandemi COVID-19 yang belum sepenuhnya sirna, konflik juga terjadi di berbagai negara," kata Muhaimin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Konflik dunia yang paling panas saat ini, katanya, adalah perang antara Rusia dan Ukraina. Menurut dia, konflik antara kedua negara tersebut bisa berdampak serius apabila tidak segera diselesaikan.

"Imbasnya luar biasa. Saat ini saja ribuan warga Ukraina terpaksa mengungsi ke Eropa dan menjadi homeless. Ini menjadi persoalan dunia yang harus segera diselesaikan," tambahnya.

Oleh karena itu, Muhaimin mengajak para ulama menggelar doa bersama di Kota Surabaya, Jawa Timur, Minggu (22/5), yang dikemas dengan acara halalbihalal bersama.

Sejumlah ulama yang dijadwalkan hadir dalam acara doa bersama tersebut, antara lain K.H. Anwar Manshur Lirboyo, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur K.H. Marzuki Mustamar, K.H. Nurul Huda Djazuli Ploso, K.H. Abdullah Kafabihi Mahrus Lirboyo, dan K.H. Kholil As’ad Situbondo.

Selain itu yang dijadwalkan hadir pula ialah K.H. Abdurrohman Al-Kautsar (Gus Kausar) Ploso, K.H. Salam Sohib, Habib Alwi bin Idrus Baaqil Sampang, Habib Ali Zaenal Bondowoso, K.H. Agus Ali Mashuri Tulangan Sidoarjo, serta ulama-ulama dari berbagai daerah di Jawa Timur.

Baca juga: Rusia sebut tambahan 771 tentara Ukraina serahkan diri di pabrik baja Azovstal

Muhaimin mengatakan konflik Rusia-Ukraina bisa juga berdampak pada perekonomian dunia, seperti kenaikan harga dan keterbatasan pasokan minyak dan gas. Hal itu dikarenakan Rusia merupakan salah satu produsen dan pengekspor bahan bakar fosil terbesar di dunia, kata Wakil Ketua DPR itu.

"Hal yang paling mengerikan adalah dampak kemanusiaannya. Akan berapa ribu bahkan jutaan orang yang akan meninggal dunia jika perang tidak segera dihentikan?" ucapnya.

Tidak hanya selisih antara Rusia dan Ukraina, konflik Israel dan Palestina yang terus berlarut dan tidak kunjung menunjukkan tanda-tanda berhenti juga menjadi persoalan serius untuk harus segera diakhiri. Serangan tentara Israel terhadap penduduk Palestina masih terus terjadi, bahkan rumah penduduk dan bangunan fasilitas umum hancur.

Berdasarkan data Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), jumlah bangunan milik warga Palestina di Tepi Barat yang hancur akibat konflik dengan Israel sepanjang 2009 hingga April 2022 mencapai 8.368 bangunan.

"Belum lagi kalau kita lihat bagaimana kondisi anak-anak korban konflik di Palestina, masa depan mereka, para wanita yang kehilangan suami dan tempat tinggal. Ini sungguh mengerikan," katanya.

Baca juga: Palestina kecam putusan Israel soal proyek kereta gantung Yerusalem

Sementara itu, di wilayah terdekat dengan Indonesia, Myanmar masih terdapat konflik terkait perbedaan etnis dan agama yang memicu perselisihan antara umat Buddha dan Islam hingga menyebabkan penderitaan mendalam bagi etnis muslim Rohingya.

"Mereka adalah saudara-saudara kita juga. Bagaimana etnis minoritas Rohingya di Myanmar mengalami penderitaan akibat konflik berkepanjangan," tambahnya.

Dia mengatakan Indonesia harus terlibat aktif dalam berbagai upaya untuk mewujudkan perdamaian dunia karena hal tersebut merupakan cita-cita kemerdekaan dan tujuan politik luar negeri Indonesia.

"Dalam alinea keempat Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, disebutkan bahwa bangsa ini harus bisa melaksanakan ketertiban dunia yang berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial," jelasnya.

Menurut dia, acara doa bersama ulama dan habaib tersebut merupakan bagian dari upaya agar perdamaian di atas bumi ini bisa segera terwujud.

"Masih banyak persoalan yang menimbulkan terganggunya perdamaian dunia. Kita bersama pada ulama, habaib, berusaha untuk mengetuk pintu langit, memohon kepada Allah Swt. agar cita-cita kita semua, cita-cita bangsa ini, agar dunia bisa damai benar-benar terwujud," ujarnya.

Baca juga: Pasukan Rusia "sepenuhnya bebaskan" pabrik baja Azovstal di Mariupol

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022