Ada 1.000 ton jagung dari Sumba Barat Daya dikirim ke Surabaya untuk memenuhi permintaan pembelian melalui offtaker PT Gama Agroinvestama.
Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengirim sebanyak 1.000 ton jagung yang dihasilkan melalui Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) di Kabupaten Sumba Barat Daya, Pulau Sumba.
"Ada 1.000 ton jagung dari Sumba Barat Daya dikirim ke Surabaya untuk memenuhi permintaan pembelian melalui offtaker PT Gama Agroinvestama," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT Lecky Frederich Koli dalam keterangan yang diterima di Kupang, Sabtu.
Jagung tersebut dikirim lewat jalur laut yang diangkut dengan KM Kalimas 1 dan selanjutnya akan diteruskan kepada pembeli utama yaitu PT Sreya Seru Indonesia.
Baca juga: Bulog akan stabilkan stok serta harga jagung dan kedelai seperti beras
Lecky menjelaskan jagung yang dikirim merupakan hasil dari pengembangan Program TJPS yang dimulai pada Oktober 2021 hingga dipanen pada Februari-Mei 2022.
"1.000 ton itu diperoleh dari panen lahan seluas 445 hektare dengan dikerjakan oleh sebanyak 322 petani," katanya.
Hasil jagung tersebut dibeli dengan harga bervariasi di antaranya Rp3.700/kg sebanyak 100 ton, Rp3.800/kg sebanyak 300 ton, Rp3.900/kg sebanyak 70 ton, Rp 4.000/kg sebanyak 497,5 ton dan Rp3.850/kg 32,5 ton.
Ia mengatakan pemasaran jagung ini menghadirkan motivasi tersendiri bagi para petani di wilayah Pulau Sumba. Para petani, kata dia saat ini mulai terus menanam jagung terutama di wilayah Kodi Sumba Barat Daya.
"Masyarakat petani sudah mulai giat menjalankan Program TJPS ini karena sudah ada jaminan pembiayaan yang datang dari offtaker dan perbankan," katanya.
Baca juga: Kemenperin dukung penyerapan jagung lokal dalam rantai pasok industri
Lecky menambahkan Program TJPS juga terus berjalan di kabupaten lain seperti Timor Tengah Utara, Malaka, Timor Tengah Selatan yang disambut dengan antusias dari para petani.
"Ini menandakan bahwa para petani kita mulai yakni bahwa perekonomian mereka dapat meningkat melalui program ini," katanya.
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022