Sebanyak 40 orang terluka akibat badai, setidaknya 10 di antaranya serius

Berlin (ANTARA) - Badai hebat yang menerjang Jerman pada Jumat (20/5) menewaskan sedikitnya satu orang dan menyebabkan 40 orang luka-luka, 10 di antaranya serius saat tornado tampaknya melanda beberapa kota, kata polisi di media lokal.

Gambar dalam media sosial menunjukkan tornado yang jelas dengan topan berputar yang khas melemparkan puing-puing ke udara meskipun Layanan Cuaca Jerman tidak segera mengonfirmasi bahwa tornado telah terjadi.

Seorang pria berusia 38 tahun di Wittgert, kota Barat jauh, tewas akibat luka di kepala yang dideritanya saat jatuh setelah tersengat listrik di ruang bawah tanah yang kebanjiran, kata media lokal mengutip pernyataan polisi.

Polisi menyebutkan hingga 40 orang terluka di Paderborn, kota berpenduduk sekitar 150.000 orang di antara Frankfurt dan Hamburg. Transportasi kereta dan darat terganggu di seluruh wilayah itu.

Baca juga: 11 orang tewas akibat topan dan tornado di AS

Di dekat Hellinghausen, gambar yang dibagikan di sosial media menunjukkan sebuah menara terkoyak dari atap menara gereja, sisa-sisanya berserakan di sekitar halaman gereja.

Polisi memasang gambar yang menunjukkan pohon-pohon tumbang atau terbelah setengah, serta atap-atap yang tersapu bersih dari ubin oleh angin di Paderborn.

“Sebanyak 40 orang terluka akibat badai, setidaknya 10 di antaranya serius,” kata polisi dalam keterangan.

“Terpal dan insulasi terhempas berkilo-kilometer. Atap yang tidak terhitung jumlahnya terpental atau rusak. Banyak pohon masih tergeletak pada mobil yang hancur.”

Mereka meminta warga setempat untuk tetap di rumah. Layanan Cuaca Jerman memperingatkan bahwa cuaca badai diperkirakan akan berlanjut.

Ahli meteorologi mengatakan cuaca ekstrem itu disebabkan udara panas yang datang dari Afrika bertemu udara cenderung lebih dingin yang bergerak turun dari Eropa utara.

Sumber: Reuters

Baca juga: Tornado di China renggut tujuh nyawa warga
Baca juga: Badai Matthew tewaskan lebih dari 800 orang di Haiti

Penerjemah: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022