Nasiriyah,Irak (ANTARA News/AFP) - Irak mengambil alih pengawasan pangkalan militer terakhir Amerika Serikat di negara itu, Jumat, sehari setelah pasukan AS secara resmi mengakhiri misi mereka.
Penyerahan instalasi yang tersebar di pinggiran selatan kota Nasiriyah itu adalah langkah akhir menjelang penarikan seluruh pasukan AS dari Irak dalam beberapa hari ke depan.
Pangkalan Imam Ali,yang dikenal militer AS sebagai Camp Adder,menampung 15.000 tentara AS pada saat puncaknya dan secara resmi diserahkan pada satu acara yang dihadir Hussei nal-Assadi,pejabat Irak yang bertanggungjawab bagi penyerahan-penyerahan pangkalan.
"Kami mengumumkan kepada rakyat Irak hari ini penyerahan pangkalan militer terakhir AS," kata Assadi setelah penandatanganan penyerahan itu. "Hari ini kita menutup halaman terakhir pendudukan itu."
Pangkalan itu,yang mulai sekarang akan digunakan oleh angkatan udara Irak itu, terletak di ujung kota tua Ur, tempat lahirnya Nabi Ibrahim.
Penyerahan Jumat itu dilakukan setelah Menteri Pertahanan AS Leon Panetta dan para komandan AS ikut serta dalam satu acara, Kamis dekat bandara Baghdad, lokasi pertama pasukan AS menduduki Baghdad dalam invasi tahun 2003.
Seluruh pasukan AS di Irak yang tersisa sekitar 4.000 personil menurun dari puncaknya hampir 170.000 tentara dan 505 pangkalan di seluruh negara itu. Setelah akhir tahun,kedubes AS memperahankan hanya 157 tentara AS,melatih pasukan Irak,dan satu kelompok marinir untuk menjaga misi diplomatik itu.
Penarikan itu mengakhiri perang yang menewaskan puluhan ribu warga Irak dan hampir 4.500 tentara AS, lebih banyak yang cedera dan 1,75 juta warga Irak terlantar disusul dengan perang sektarian yang kejam dan tanpa bisa dikendalikan.
Lebih dari 100.000 warga Irak dilaporkan tewas sejak invasi itu, kata lembaga swadaya masyarakat Inggris Body Count.
Pertumpahan darah itu hanya padam ketika presiden(waktu itu) AS George W. Bush memerintahkan penamabahan pasukan AS ke Irak, dan milisi kalompok Sunni berpihak pada pasukan AS melawan kelompok Al Qaida.
Serangan-serangan tetap saja terjadi, tetapi aksi kekerasan di Irak menurun tajam sejak mencapai puncaknya.
Irak memiliki pasukan keamanan berkekuatan 900.000 personil yang banyak pihak yakin,walaupun mampu mempertahankan keamanan dalam negeri,kurang mampu mengawasi perbatasannya,wilayah udara dan perairannya.
(H-RN/B002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011