Pembangkit listrik ini diharapkan bisa beroperasi penuh secara komersial pada tahun 2022 ini
Palembang (ANTARA) - PT Bukit Asam Tbk menargetkan produksi batu bara sebesar 36,41 juta ton dan target angkutan 31,50 juta ton pada 2022, sedangkan volume penjualan meningkat menjadi 37,10 juta ton.
Oleh karena itu, seiring terbitnya Perpres 109 tahun 2020 yang ditandatangani pada 17 November 2020 oleh Presiden Joko Widodo, menjadikan dua proyek PT Bukit Asam Tbk (PTBA) masuk menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN), kata Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk Apollonius Andwie dalam keterangannya di Palembang, Jumat.
Dia menjelaskan, proyek strategi nasional itu yakni hilirisasi gasifikasi batu bara di Tanjung Enim dan kawasan industri-Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBIE)-Tanjung Enim.
PTBA, Pertamina, dan Air Products & Chemicals Inc (APCI) juga telah menggelar groundbreaking proyek hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter (DME) pada 24 Januari 2022 di Kawasan Industri Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Kegiatan ini dihadiri dan diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Proyek Strategis Nasional ini akan dilakukan di Tanjung Enim selama 20 tahun, dengan mendatangkan investasi asing dari APCI sebesar 2,3 miliar dolar AS atau setara Rp32,9 triliun. Dengan utilisasi 6 juta ton batu bara per tahun, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun untuk mengurangi impor LPG sebesar 1 juta ton per tahun.
Sementara pendapatan usaha mencapai Rp8,21 triliun atau tumbuh 105 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp3,99 triliun. Sedangkan total aset Perseroan tumbuh 8 persen dari Rp36,12 triliun per 31 Desember 2021 menjadi Rp38,99 triliun per 31 Maret 2022.
Kemudian secara year on year (yoy), produksi batu bara Perseroan sepanjang triwulan I 2022 meningkat 40 persen menjadi 6,34 juta ton, sedangkan volume angkutan batu bara meningkat 16 persen atau menjadi 6,17 juta ton.
Kenaikan produksi dan volume angkutan batu bara ini diikuti pula oleh kenaikan volume penjualan batu bara sebesar 18 persen atau menjadi 6,97 juta ton.
PLTU Mulut Tambang
Sementara PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 berkapasitas 2x620 MW merupakan proyek strategis PTBA dengan nilai mencapai 1,68 miliar dolar AS.
PLTU ini merupakan bagian dari proyek 35 ribu MW dan dibangun oleh PTBA melalui PT Huadian Bukit Asam Power (PT HBAP) sebagai Independent Power Producer (IPP).
PT HBAP merupakan konsorsium antara PTBA dengan China Huadian Hongkong Company Ltd. Progres pembangunan proyek PLTU yang nantinya membutuhkan 5,4 juta ton batu bara per tahun ini telah mencapai penyelesaian konstruksi sebesar 96,57 persen.
"Pembangkit listrik ini diharapkan bisa beroperasi penuh secara komersial pada tahun 2022 ini," kata Apollonius Andwie
PLTU Sumsel 8 memanfaatkan teknologi PLTU ramah lingkungan supercritical. PLTU juga menerapkan teknolgi flue gas desulfurization (FGD) yang berfungsi meminimalisasi sulfur dioksida (SO2) dari emisi gas buang PLTU.
Baca juga: Dirut PTBA raih penghargaan Anugerah BUMN 2022
Baca juga: Bukit Asam targetkan PLTU Sumsel 8 beroperasi akhir Maret ini
Baca juga: Bukit Asam tegaskan komitmen jadi perusahaan energi di 2060
Pewarta: Indra Gultom
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022