Sangata (ANTARA News) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Agil Siradj menyatakan bahwa kekayaan alam Indonesia dengan melimpah seharusnya cukup untuk menyejahterakan 250 juta rakyat Indonesia.
Saat memberikan ceramah dalam acara Tabligh Akbar di Masjid Agung, Bukit Palangi, Sangata, Kutai Timur, Kalimantan Timur, Kamis, (15/12), KH Said Agil Siradj mengatakan, kekayaan alam yang ada di bumi Indonesia sangat besar dan beragam seperti gas, minyak, batubara, belerang, uranium, tembaga, emas, pertanian dan kehutanan dan banyak lagi.
KH Said Agil Siradj bahkan mengutip ayat-ayat Al Quran bahwa Allah SWT menciptakan seluruh isi ala mini untuk dinikmati oleh seluruh ummat manusia.
Ia juga mengatakan, air, api dan rumput adalah milik negara. Air itu air, api itu seperti gas, batubara, minyak sementara rumput itu hutan.
Jadi seharusnya semua ini dikuasai BUMN, sebagai milik Negara, bukan dikuasai perusahan perorangan yang hanya mencari keuntungan sendiri.
Dikatakannya, bukan hanya agama yang menganjurkan agar sumber daya alam dikuasai negara, tapi dalam pasal 33 UU Dasar Negara 1945 juga menyatakan dengan tegas, "bumi, air dan kekayaan alam yang terdapat di dalamnya, dikuasai negara".
"Jadi harusnya BUMN yang menguasai, untuk kemakmuran rakyat," katanya.
Dia mengatakan, orang-perorang tidak dilarang kaya, tapi harus halal dan harus pedul.i, bukan hanya memberikan zakat, lalu selesai. Tapi tetap harus peduli dengan sesama, meskipun telah memberikan zakat.
"Negara ini kaya sumber daya alam, tapi penduduknya masih ada yang makan saja sulit. Sebab pendidikannya masih kurang, sementara sumber daya alam dikelola perusahaan yang dikuasai perorangan atau yang disebut kapitalis. Agar Negara maju, maka pendidikan juga harus dikedepankan demi peningkatan taraf hidup manusia," katanya.
Ditegaskan bahwa agama seharusnya menjadi rahmat, yang mampu menghadirkan keharmonisan di tengah masyarakat.
Jadi, katanya, kalau terjadi ketidakharmonisan karena agama, maka itu bukan agamannya tapi karena egoisme masyarakatnnya yang muncul. "Karena Agama pasti menjadikan keharmonisan," katanya. (ADI/A041)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011