Kemenperin mendorong berdirinya kawasan-kawasan industri untuk menjalankan aktivitas hilirisasi industri, termasuk yang berbasis nikel
Belitung (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendukung Kawasan Industri Nusantara Industri Sejati (KI NIS) di Kecamatan Motui, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, untuk melakukan hilirisasi industri berbasis nikel.
"Kemenperin mendorong berdirinya kawasan-kawasan industri untuk menjalankan aktivitas hilirisasi industri, termasuk yang berbasis nikel," kata kata Staf Ahli Menteri Perindustrian Bidang Iklim Usaha dan Investasi Andi Rizaldi lewat keterangannya diterima di Belitung, Jumat.
Dengan memiliki cadangan nikel sebesar 72 juta ton atau mencapai 52 persen dari total cadangan nikel dunia (data 2020), Indonesia punya daya tarik besar bagi investasi di sektor industri tersebut.
"Pesan saya kepada pengelola Kawasan Industri NIS, agar segera menyiapkan daya dukung dan daya tampung di dalam kawasan industri untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing ekspor. Kami juga melihat perlunya pembangunan jaringan gas bumi di Provinsi Sulawesi Tenggara,” tukas Andi.
Andi menyampaikan Kemenperin telah menyusun pengembangan perwilayahan industri hingga 2035 yang mencakup peningkatan peran wilayah luar Jawa dalam menciptakan nilai tambah sektor industri pengolahan non-migas sebesar 40 persen dari total nilai tambah sektor industri pengolahan non-migas nasional.
Baca juga: Wapres hadiri peletakan batu pertama Kawasan Industri NIS di Sultra
Target tersebut meliputi pembangunan 36 kawasan industri dengan prioritas pengembangan di luar pulau Jawa yang didukung dengan penyediaan lahan sekitar 50.000 hektare dan pembangunan sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) baru, minimal satu Sentra IKM di setiap kabupaten/kota.
Pembangunan kawasan industri di luar Pulau Jawa mengakomodasi kebijakan hilirisasi industri berbasis sumber daya alam.
Hal ini mampu meningkatkan nilai tambah komoditas secara signifikan, juga berkontribusi terhadap upaya substitusi impor, peningkatan serapan tenaga kerja, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian di daerah.
Sementara itu Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin yang meresmikan peletakan batu pertama kawasan industri NIS menyampaikan bahwa pemerintah mendorong pembangunan KI NIS sehingga mampu mengoptimalkan nilai tambah hilirisasi, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong perekonomian daerah.
Diketahui KI NIS akan membangun smelter dengan teknologi Rotary Kiln-Electris Furnice (RKEF).
Kapasitas produksi di tahap awal sebesar 70.000 ton, dengan kadar nikel 10-12 persen. Smelter ini akan dibangun dengan menggunakan luas area tahap pertama, yaitu 375 hektare.
Presiden Komisaris NT Corp Nurdin Tampubolon menyampaikan smelter nikel yang dibangun akan menghasilkan ferro nikel sebagai bahan baku untuk pabrik lainnya, dalam bentuk produk turunan seperti metal nikel, bubuk nikel, baterai, hingga aplikasi untuk industri otomotif, alat rumah tangga, dan peralatan kesehatan.
Baca juga: Presiden Jokowi resmikan pabrik pemurnian nikel di Konawe Sultra
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022