Bojonegoro (ANTARA News) - Puluhan rumah di Desa Balenrejo, Kecamatan Balen, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis, terendam banjir akibat mampetnya drainase yang diduga tersumbat bangunan baru dalam pembangunan rel kereta api (KA) ganda.
"Ada sekitar 50 rumah warga yang terendam banjir, sepanjang tidak ada penanganan genangan air masih terjadi, sebab air tidak bisa mengalir melalui dua drainase yang tertutup bangunan," kata warga Desa Balenrejo, Kecamatan Balen, Hadi.
Ia menjelaskan, genangan air yang masuk rumah warga dan halaman dengan ketinggian berkisar 30-50 cm itu, terjadi sejak pukul 17.00 WIB, setelah terjadi hujan deras di daerah setempat. Sebelum ada pembangunan rel KA ganda, air hujan bisa mengalir melalui dua saluran drainase ke arah timur, selanjutnya masuk ke sungai.
Namun, menurut dia, dua saluran yang biasa mengalirkan air itu, sekarang ini tertutup bangunan baru dan tidak bisa mengalirkan air yang sekarang menggenangi rumah warga."Kalau bangunan yang menutup drainase itu tidak dijebol, genangan air tidak mungkin surut, " jelasnya.
Bahkan, lanjutnya, kemungkinan genangan air akan terus bertambah, sebab hujan di daerah setempat, juga dari wilayah selatan masih terjadi.
"Warga rencananya akan menjebol bangunan rel KA ganda, kalau memang tidak ada penanganan dari PT KAI," ujarnya.
Sementara ini, lanjutnya, warga berjaga-jaga dan berusaha mencari cara untuk mengalirkan air yang menggenangi rumah dan pekarangan, sekaligus melaporkan kondisi itu kepada aparat di desa setempat.
"Kami masih belum tahu, bagaimana mengatasi banjir yang terjadi ini, sebab selama ini belum pernah terjadi," jelasnya.
Menurut dia, genangan air yang terjadi tersebut, belum ada yang menggenangi areal tanaman padi, hanya menggenangi pemukiman warga di wilayah selatan rel KA. "Belum ada areal tanaman padi yang terendam air banjir, akibat pembangunan rel KA ganda," ujarnya.
Dimintai konfirmasi Kepala Desa Balenrejo, Sarif Usman membenarkan, adanya puluhan rumah warga di desanya yang terendam air banjir, akibat saluran drainase di desa setempat, tertutup bangunan baru dalam pembangunan rel KA ganda.
"Kontraktor pelaksana pembangunan rel KA ganda harus bertanggung jawab mengatasi terjadi banjir di desa kami," katanya menegaskan.
Sebelum itu, Kasi Operasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Hirnowo melaporkan, pembangunan rel KA ganda mulai Bojonegoro, hingga Babat, Lamongan, diketahui menganggu sedikitnya 12 saluran irigasi dan sejumlah drainase.
Masalahnya, di saluran irigasi dan drainase yang ada itu, terdapat bangunan baru, di antaranya berupa pondasi beton yang mengancam menghambat kelancaran aliran air.
(KR-SAS/Z002)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011