Tokyo (ANTARA News) - Pengembang game Jepang, Square Enix, mengatakan bahwa servernya yang berisi data 1,8 juta pelangganya telah diretas, namun tingkat kerusakannya belum diketahui.
Produsen merek-merek hit seperti Final Fantasy dan Dragon Quest menarik diri dari jasa Square Enix Members segera setelah menemukan bukti adanya penyusup, kata juru bicara perusahaan itu seperti dikutip AFP.
Sang penyusup membobol sejumlah server yang bisa menghimpun data untuk jasa satu juta anggotanya di Jepang dan 800 ribu anggota di Amerika Utara, namun server Eropa yang menyimpan data 300 ribu pelanggan tidak dibobol.
Baru-baur ini tahun ini raksasa entertainment Sony dihajar rangkaian serangan yang berdampak pada lebih dari 100 juta akun pelanggan dalam salah satu penyadapan data terbesar yang pernah ada.
Mei lalu, Square Enix mengatakan alamat email sekitar 25.000 pelanggannya dibobol setelah seorang peretas menyerang anak perusahaannya yang di Eropa.
Kali ini, Square Enix mendapatkan bukti bahwa sang penyusup masuk sekitar Selasa sore jam 3 GMT, dan menghentikan layanan sejam kemudian.
Perusahaan ini memberitahukan soal serangan ini kepada para pelanggannya hari Rabu kemarin, kendati rincian dan sejauh aman kerusakannya belumlah jelas, sementara penyelidikan masih terus berlangsung, kata sang juru bicara.
Server-server yang dibobol memuat nama pelanggan dan juga alamat emailnya. Banyak pelanggan yang juga mendaftarkan alamat pos dan nomor telepon rumahnya, sambung si juru bicara itu.
Namun server itu tidak memasukkan informasi mengenai kartu kredit dan identifikasi lain.
"Kami tengah menyelidiki apakah akses ilegal ini diperoleh untuk mendapatkan informasi mengenai para pelanggan kami," katanya. "Namun kami telah meminta para pelanggan kami untuk mewaspadai insiden itu ketika mereka menerima pesan-pesan mencurigakan dengan menggunakan nama kami." (*)
Penerjemah: Jafar M Sidik
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011