Cinangka (ANTARA News) - Hembusan panas yang keluar dari perut Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda mengalami penurunan, yang sebelumnya mencapai 46 kali turun menjadi hanya lima kali.

"Data yang terekam, hembusan pada Rabu, 14 Desember 2011 tercatat sebanyak lima kali, sedangkan sebelumnya mencapai 46 kali," kata petugas Pos Pemantau di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Deni, Kamis.

Kepala Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau di Cinangka Anton Tripambudi sebelumnya menjelaskan, hembusan yang dikeluarkan oleh GAK, tidak menentu.

PVMBG, masih menurut Anton, masih melarang warga untuk mendekat ke lokasi kegempaan sampai radius dua kilometer, karena berbahaya, bagi siapapun.

"Rekomendasi yang sudah dibuat oleh PVMBG masih berlaku dan belum dicabut, karenanya semua pihak harus memahami," katanya.

Namun demikian, kata dia, pihaknya meminta warga dan nelayan tetap melakukan aktivitas seperti biasa seperti melaut atau mencari ikan. "Sepanjang rekomendasi yang telah di buat oleh PVMBG tidak dilanggar, saya rasa aman," ujarnya.

Seorang warga Anyer, Huda, mengaku dirinya tidak merasakan kegempaan Gunung Anak Krakatau. "Biasanya ada saja yang kami rasakan, misalnya, suara dentuman, tapi sudah lama sekali saya tidak mendengar," katanya.

Menurut dia, kegempaan Gunung Anak Krakatau berbeda dengan tahun 2011. "Kalau tahun lalu kegempaan Gunung Anak Krakatau sangat dirasakan oleh warga, sedikit-sedikit mengeluarkan letusan dan menggetarkan perumahan warga di pesisir pantai," katanya.

(ANT-152/S023)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011