Indonesia siap jadi pemenang di industri kendaraan ramah lingkungan, termasuk kendaraan listrik
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong pabrikan otomotif rendah karbon untuk segera mendaftar program low carbon emission vehicle (LCEV) guna mendukung upaya teknologi nol emisi karbon.
Dorongan itu juga sejalan dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 36 Tahun 2021 tentang Kendaraan Bermotor Roda Empat Emisi Karbon Rendah atau LCEV yang mengatur terkait persyaratan program LCEV dan di antaranya melalui investasi, pendalaman manufaktur atau TKDN, serta aspek teknis kendaraan lainnya.
"Melalui kesempatan ini, kami mendorong para pabrikan kendaraan emisi rendah karbon, yaitu kendaraan hemat energi dan harga terjangkau (KBH2), kendaraan elektrifikasi (xEV) dan kendaraan flexy engine berbasis biofuel 100 persen supaya segera mendaftar program LCEV," kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier dalam peresmian Toyota xEV Center di Karawang, Jabar, Kamis.
Dengan demikian, pabrikan otomotif tersebut akan bisa menikmati manfaat insentif PPnBM yang besarannya telah diatur dalam PP Nomor 73 Tahun 2019 dan sudah diubah menjadi PP Nomor 74 Tahun 2021 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor Dikenai PPnBM.
Transformasi industri kendaraan bermotor menuju teknologi zero emission, menurut Taufiek, dipicu oleh isu perubahan iklim, pertumbuhan kelas menengah yang terus meningkat, bonus demografi, penetrasi teknologi digital, serta peningkatan tren penggunaan energi baru dan terbarukan.
Ia pun optimis Indonesia siap jadi pemenang di industri kendaraan ramah lingkungan, termasuk kendaraan listrik.
"Apa pun jenis teknologinya (kendaraan ramah lingkungan), yang penting Indonesia sudah siap dan jadi pemenang di tingkat ASEAN bahkan dunia," ujar Taufiek.
Baca juga: Kemenperin resmikan fasilitas pengembangan elektrifikasi Toyota
Baca juga: Menperin: Insentif PPnBM DTP terbukti dongkrak pertumbuhan manufaktur
Baca juga: Kemenperin: RI-Belarusia jajaki kerja sama industri komponen otomotif
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022