Jakarta (ANTARA) - Produksi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO) pada bulan Maret naik dibandingkan bulan Februari masing-masing sebesar 277 ribu ton dan 39 ribu ton sementara ekspor di periode yang sama menurun sebesar 80 ribu ton.
Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) yang diterima di Jakarta, Kamis, produksi pada bulan Maret naik menjadi 3.782 ribu ton untuk CPO dan 368 ribu ton untuk PKO dari 3.505 ribu ton untuk CPO pada bulan Februari dan 329 ribu ton untuk PKO.
"Kenaikan produksi yang cukup tinggi sangat melegakan setelah stagnan untuk periode yang cukup panjang," kata Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono.
Sementara volume ekspor bulan Maret sebesar 2,018 juta ton atau 80 ribu ton lebih rendah dari ekspor bulan Februari sebesar 2,098 juta ton. Penurunan terbesar terjadi pada refined palm oil dari 1,687 juta ton pada bulan Februari menjadi 1,549 juta ton pada bulan Maret dan
oleokimia dari 298 ribu ton pada bulan Februari menjadi 342 ribu ton pada bulan Maret.
Tujuan ekspor yang mengalami penurunan terbesar adalah Rusia yang turun dengan 50 persen diikuti oleh Malaysia yang turun 41 persen dan Belanda yang turun 33 persen.
Kendati volume ekspor yang menurun, nilai ekspor mengalami kenaikan dikarenakan meningkatnyya harga CPO internasional. Nilai ekspor produk minyak sawit bulan Maret mencapai 3,513 miliar dollar AS naik 713 juta dollar AS dari bulan Februari sebesar 2,799 miliar dollar AS.
Kenaikan nilai ekspor tersebut dikarenakan rata-rata harga minyak sawit dunia bulan Maret sebesar 1.813 dollar AS per ton, Cif Rotterdam naik 291 dollar AS dari
harga bulan Februari sebesar 1.522 dollar AS.
Harga rata-rata KPB FOB untuk bulan Maret adalah 1.151 dollar AS per ton (Rp16.510/kg) naik 69 dollar AS dari harga bulan Februari sebesar 1.082 dollar AS per ton (Rp 15.532/kg).
Konsumsi dalam negeri bulan Maret mencapai 1,507 juta ton naik dari 1,377 juta ton pada bulan Februari.
Kenaikan terbesar terjadi untuk keperluan pangan yang naik menjadi 635 ribu ton dari 489 ribu ton pada bulan Februari atau bertambah 146 ribu ton.
Konsumsi untuk oleokimia relatif tetap sedangkan konsumsi untuk biodiesel sedikit turun menjadi 697 ribu ton dari 710 ribu ton pada bulan Februari.
"Dengan produksi, konsumsi dalam negeri dan ekspor seperti diuraikan di atas, stok akhir Maret minyak sawit naik dari 5,042 juta ton menjadi 5,683 juta ton," kata Mukti.
Baca juga: Presiden umumkan ekspor minyak goreng dibuka kembali 23 Mei 2022
Baca juga: Presiden Jokowi: Jangan ada yang bermain-main minyak goreng
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022