Kuala Lumpur (ANTARA) - Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob dan Menteri Luar Negeri Singapura Dr Vivian Balakrishnan melakukan pertemuan untuk membahas berbagai hal, termasuk isu yang berkaitan Perjanjian Air Sungai Johor 1962.
"Banyak perkara diperbincangkan di antaranya berkaitan sesi retreat pemimpin-pemimpin Malaysia dan Singapura ke-10, hubungan bilateral, investasi, pariwisata, lintas perbatasan dan perjanjian Air Sungai Johor 1962," kata Ismail Sabri di Facebook, Kamis.
Perjanjian air antara Malaysia dan Singapura mengacu pada kesepakatan antara pemerintah kedua negara untuk mengatasi konflik lama mengenai pasokan air.
Untuk memastikan pasokan air yang memadai di Singapura, kota kolonial modern yang berkembang pesat, pemimpin Singapura dan Sultan Ibrahim dari negara bagian dan teritori Johor di negara tetangga Malaya pada 1927 menandatangani perjanjian yang mengizinkan Singapura untuk menyewa tanah di Johor dan menggunakan air secara gratis.
Singapore Municipal Water Department mulai mengimpor air baku dari Gunong Pulai pada 1927 dan menyaring air pada 31 Desember 1929. Sejak itu, beberapa perjanjian air telah ditandatangani oleh kedua negara.
"Kami juga membicarakan mengenai proyek Kereta Api Berkecepatan Tinggi (HSR) Kuala Lumpur-Singapura, dan proyek Sistem Transit Cepat (RTS) jalur Johor Bahru-Singapura selain isu maritim dan ruang udara Malaysia dan Singapura," kata Ismail Sabri.
Wakil Presiden UMNO tersebut berharap hubungan bilateral Malaysia dan Singapura terus kukuh demi kemajuan bersama.
Baca juga: Hukuman mati warga Malaysia tuai kecaman, Singapura bela keputusannya
Baca juga: Malaysia gratiskan jalan tol ke Singapura sambut pembukaan perbatasan
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022