Jakarta (ANTARA) - Indonesia berharap pendaftaran Swedia dan Finlandia sebagai anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tidak semakin menambah ketegangan yang dipicu oleh perang Rusia-Ukraina.
“Dari sisi Indonesia, (diharapkan) adanya proses meredakan ketegangan… dengan demikian keinginan suatu negara untuk bergabung dalam satu pakta pertahanan tidak justru menambah ketegangan di kawasan,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah dalam pengarahan media secara daring, Kamis.
Faizasyah mengatakan bahwa rencana Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan NATO adalah hak masing-masing negara, dan Indonesia mencermati proses yang sedang bergulir saat ini.
“Hal seperti ini harus dicermati. Harapan kita, terlepas dari adanya hak dan kebebasan masing-masing negara untuk bergabung dalam satu pakta pertahanan, kita berharap proses besarnya adalah menuju kondisi stabil dan perdamaian,” tutur dia.
Swedia dan Finlandia secara resmi mendaftar untuk bergabung dengan NATO pada Rabu (18/5).
Rencana kedua negara tersebut untuk bergabung dengan NATO dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina.
Dikenal sebagai negara yang netral selama Perang Dingin, keputusan Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan NATO menjadi perubahan signifikan dalam arsitektur keamanan Eropa selama beberapa dekade.
Baca juga: Dino Patti Djalal: Indonesia harus berani kritis terhadap Rusia
Baca juga: Sikap Sri Mulyani dalam Presidensi G20 dinilai tunjukkan ketegasan RI
Baca juga: Presiden Jokowi: Indonesia ingin menyatukan G20
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022