Hong Kong (ANTARA) - Euro naik tipis pada perdagangan Kamis sore, karena investor memperkirakan kemungkinan jalur pengetatan jangka pendek yang agresif oleh Bank Sentral Eropa (ECB), sementara mata uang safe-haven dolar AS mengambil jeda setelah kenaikan signifikan di sesi sebelumnya.
Pasar uang saat ini memperkirakan kenaikan suku bunga ECB sebesar 106 basis poin (bps) dari sekitar 95 bps pada Selasa (17/5/2022) sebelum pejabat ECB Klaas Knot mengisyaratkan kemungkinan kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin pada Juli.
Pasar uang AS, sementara itu, masih mendiskon sekitar 200 bps dari kenaikan suku bunga Fed pada Desember 2022.
Selera risiko di pasar mata uang rapuh karena saham merosot, mengikuti aksi jual Wall Street yang curam, dengan investor mengkhawatirkan inflasi global dan perang Ukraina.
"Namun, perkembangan positif dengan pembatasan Covid Shanghai, dan otoritas mendukung lebih banyak pelonggaran dalam waktu dekat, mendukung stabilisasi sentimen risiko," kata ahli strategi Mizuho dalam sebuah catatan kepada klien.
Lebih banyak penduduk Shanghai diberi kebebasan untuk berbelanja bahan makanan untuk pertama kalinya dalam hampir dua bulan pada Kamis, ketika pihak berwenang menetapkan lebih banyak rencana untuk keluar dari penguncian COVID-19 di seluruh kota secara lebih penuh.
Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun tipis 0,03 persen menjadi 103,77 setelah melonjak 0,55 persen pada Rabu (18/5/2022), mengakhiri penurunan beruntun tiga hari.
"Kami berpendapat bahwa titik balik (untuk dolar AS setelah kenaikan baru-baru ini) sudah dekat," George Saravelos, kepala valuta asing global di Deutsche Bank, mengatakan dalam sebuah catatan penelitian.
"Karena kita sekarang berada pada tahap di mana penurunan lebih lanjut dalam kondisi keuangan melemahkan ekspektasi pengetatan Fed, sementara masih ada pengetatan yang lebih signifikan untuk diperhitungkan di seluruh dunia, terutama Eropa," tambahnya.
Euro naik 0,2 persen pada 1,048 terhadap dolar.
Yen Jepang, yang melemah terhadap dolar pada Maret dan April, telah bergerak di kisaran sempi baru-baru ini yen turun 0,2 persen menjadi 128,5 terhadap dolar pada Kamis.
Pada Selasa (17/5/2022), bank sentral Jepang mengatakan akan tetap dengan sikap dovish dan mempertahankan stimulus moneter saat ini untuk menciptakan kenaikan harga yang berkelanjutan.
Data ekonomi yang kuat ditambah dengan ekspektasi pengetatan moneter lebih lanjut mendukung dolar Australia, yang naik 0,2 persen menjadi 0,6969 terhadap mata uang AS.
Tingkat pengangguran Australia mencapai titik terendah dalam hampir 50 tahun pada April, pengetatan di pasar tenaga kerja akan meningkatkan tekanan untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Dolar Kanada juga meningkat setelah data resmi menunjukkan pada Rabu (18/5/2022) bahwa tingkat inflasi tahunan naik lebih cepat dari yang diharapkan pada April, meningkatkan tekanan pada bank sentral untuk memperketat kebijakan dengan cepat.
Dolar Kanada naik 0,3 persen pada 1,285 versus dolar AS.
Bitcoin turun sekitar 0,1 persen dan terakhir diperdagangkan pada 29.232 dolar AS. Ether turun hampir 2,5 persen di bawah 2.000 dolar AS.
Baca juga: ECB dapat memulai pengembangan euro digital pada akhir tahun 2023
Baca juga: Euro bangkit terhadap dolar, dibayangi pembatasan gas Rusia ke Eropa
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022