Timika (ANTARA News) - Manajemen PT Freeport Indonesia setuju untuk menaikkan 40 persen upah dasar karyawan.
Persetujuan manajemen PT Freeport untuk menaikkan upah dasar karyawan masing-masing sebesar 24 persen pada tahun pertama dan 13 persen di tahun kedua itu tertuang dalam nota kesepakatan antara manajemen PT Freeport dengan Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja yang ditandatangani di Jakarta, Rabu (14/12).
Juru Bicara PT Freeport, Ramdani Sirait yang dihubungi ANTARA dari Timika, Kamis, mengatakan, kedua pihak telah berhasil mencapai kesepakatan untuk dituangkan dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) XVII periode 2011-2013.
Dengan tercapainya kesepakatan itu, maka aksi mogok kerja ribuan karyawan yang dimulai pada 15 September 2011 telah berakhir dan pekerja akan mulai melapor ke posisi kerja masing-masing dalam beberapa hari mendatang.
"Sesuai persyaratan yang disepakati, PT Freeport akan meningkatkan upah dasar sebesar 24 persen pada tahun pertama dan 13 persen di tahun kedua," jelas Ramdani.
Selain itu, PT Freeport sepakat untuk memberikan peningkatan manfaat, termasuk peningkatan tunjangan perumahan, bantuan pendidikan dan tabungan pensiun, sehingga kenaikan upah karyawan kalau dijumlah bisa sekitar 40 persen.
Untuk tujuan kemanusiaan, PT Freeport juga setuju untuk membayar satu kali bonus penandatanganan setara dengan tiga bulan upah dasar.
Para pihak juga sepakat bahwa negosiasi upah di masa depan akan didasarkan pada biaya hidup dan daya saing upah di Indonesia.
Menurut Ramdani, manajemen Freeport dengan gembira telah mencapai ketentuan yang dapat diterima bersama dengan Serikat Pekerja dan menghargai dukungan serta bantuan dari berbagai instansi pemerintah dalam mencapai resolusi untuk kepentingan semua pihak.
Saat ini PT Freeport akan fokus dalam melanjutkan operasi perusahaan secara aman, harmonis dan efisien mengingat kegiatan di pabrik pengolahan telah berhenti beroperasi sejak 22 Oktober 2011.
Terhentinya kegiatan produksi Freeport diakibatkan terjadinya kerusakan pipa pengalir konsentrat dan bahan bakar selama pemogokan. Perbaikan jaringan pipa yang rusak secara substansial telah selesai dan PT Freeport telah mulai menjalankan kembali kegiatan di pabrik pengolahan.
Pengiriman konsentrat diharapkan masih akan terbatas sampai kegiatan operasi penuh dipulihkan yang diharapkan pada awal tahun 2012.
Sambut Gembira
Reaksi serupa disampaikan Pemkab Mimika yang menyatakan sangat gembira atas tercapainya kesepakatan antara manajemen PT Freeport dengan pihak Serikat Pekerja.
Bupati Mimika, Klemen Tinal, mengharapkan semua pihak bisa bersikap tenang dan kembali ke tempat kerja.
"Kita berharap semua pekerja dapat membuktikan prestasi dan menunjukkan kinerja yang bagus sehingga bisa membiayai kebutuhan hidup rumah tangga masing-masing," kata Klemen Tinal.
Sebagaimana diketahui, ribuan karyawan PT Freeport menggelar mogok kerja selama tiga bulan sejak 15 September 2011 untuk menuntut kenaikan upah dasar yang layak kepada pihak manajemen perusahaan tambang emas, tembaga dan perak itu.
Akibat pemogokan karyawan, produksi PT Freeport lumpuh total karena pipa pengalir konsentrat sepanjang 20 kilometer di wilayah dataran rendah Timika mulai dari Mil 34 sampai Mil 21 dirusak dan dipotong oleh warga.
Tidak itu saja, aksi blokade jalan di Mil 27 dan Mil 28 samping Bandara Mozes Kilangin Timika mengakibatkan pasokan logistik perusahaan melalui jalan darat tidak bisa dilakukan dari Pelabuhan Portsite Amamapare menuju Kuala Kencana dan Tembagapura.
Imbas dari aksi mogok karyawan Freeport juga mengakibatkan pasokan avtur ke Bandara Mozes Kilangin Timika terhenti total sejak akhir Oktober mengakibatkan terhenti totalnya seluruh penerbangan pesawat perintis ke wilayah pedalaman Papua.
Maskapai Garuda Indonesia dan Merpati Nusantara Airlines yang selalu terbang ke Timika juga terpaksa harus mengisi avtur di tempat lain sehingga mengalami kerugian puluhan hingga ratusan juta setiap hari. (E015/I007)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011