Jakarta (ANTARA News) Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati meminta perbankan agar dapat menurunkan suku bunga kreditnya sehingga dapat memperkuat ekonomi domestik dalam mengantisipasi dampak krisis global.
"Kita lihat BI (Bank Indonesia) telah menurunkan BI Ratenya hingga mencapai level 6,00 persen, tapi yang lebih utama adalah bagaimana memastikan perbankan juga menurunkan suku bunga kreditnya," katanya dalam acara Penganugerahan Tokoh Finansial Indonesia 2011 di Jakarta, Rabu malam.
Ia menghimbau, perbankan harus berlaku adil dalam hal penetapan suku bunga kreditnya, karena yang biasanya terjadi jika BI Rate turun , suku bunga kredit tidak turun-turun, tapi jika BI Rate dinaikkan sedikit saja, perbankan segera merespon dengan kenaikan suku bunga kredit.
"Jadi kalau naik itu cepatnya sama, tapi kalau BI rate turun perbankan lama sekali turunkan suku bunga kreditnya, jadi saya mohon Pak Darmin agar sedikit menggunakan kekuatannya, karena ini diperlukan untuk mendorong sektor riil dalam mengantisipasi krisis," ujarnya.
Menurutnya, dengan suku bunga yang rendah diharapkan bisa menjamin sektor riil bekerja. Dengan kinerja sektor riil yang baik tentunya investasi akan masuk dengan sendirinya ke Indonesia.
Investasi merupakan salah satu komponen yang perlu dijaga untuk menjamin pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dan investasi akan bisa berjalan dengan baik kalau suasana investasi di dalam negeri kondusif dan adanya insentif dari sisi suku bunga yang kompetitif.
Terkait dengan inflasi, Anny menyatakan bahwa pihaknya berterima kasih kepada BI yang telah menurunkan BI Ratenya pada level 6,00 persen, karena dengan terus menurunnya BI Rate tersebut, secara tidak langsung berdampak pula pada penurunan tingkat inflasi.
"Kalau kita melihat inflasi tahun ini, sampai year to date kira-kira inflasinya 2,85 persen, dan kami percaya inflasi tahun ini akan berada dibawah angka 4,0 persen, dan terima kasih kepada BI yang telah membantu penurunan tingkat inflasi dengan kebijakan BI ratenya," katanya. (ANT)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011