"Sudah menjadi tradisi kami untuk merayakan hari St. Lucia menjelang Natal," kata Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Ewa Polano, Rabu.
Selain merayakan tradisi tahunan rakyat Swedia, perayaan hari St. Lucia tersebut juga menjadi selebrasi untuk hubungan bilateral antara Indonesia dan Swedia, tambahnya.
"Perayaan ini, selain merupakan tradisi menjelang Natal, juga kami dedikasikan untuk persahabatan yang terjalin antara Swedia dan Indonesia," kata Ewa Polano.
Dia mengaku bahwa tradisi dan budaya yang dimiliki Indonesia sangat kaya dan beragam. Oleh sebab itu, tambahnya, perayaan St. Lucia tersebut menjadi bentuk apresiasi rakyat Swedia bagi Indonesia.
"Ini adalah cara kami untuk berterimakasih kepada sahabat Indonesia," ujar Ewa Polano.
Resepsi perayaan St. Lucia tersebut dihadiri oleh ratusan tamu undangan baik dari kolega Indonesia dan ekspatriat, termasuk dari Kedubes Jerman untuk Indonesia.
Dalam perayaan itu juga disajikan sejumlah menu masakan khas Swedia, seperti roti "Lussekatts", yang hanya bisa ditemukan saat perayaan St. Lucia.
Sejak akhir 1700-an, perayaan St. Lucia merupakan tradisi yang tidak boleh dilewatkan bagi warga Swedia setiap menjelang Natal. Perayaan tersebut dilakukan setiap tanggal 13 Desember.
Dalam perayaannya, St. Lucia digambarkan dalam sosok seorang gadis remaja yang menggunakan gaun putih dengan mahkota lilin di kepala. (ANT)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011