Jakarta (ANTARA News) - Kementerian BUMN akan membentuk dua BUMN Properti yaitu yaitu Perum Perumnas dan PT Kereta Api Indonesia menjadi pengelola properti BUMN dengan potensi aset hingga sekitar Rp500 triliun.
"Dua BUMN ini (Perum Perumnas dan KAI) akan diarahkan mengelola properti milik negara," kata Menteri BUMN Dahlan Iskan, usai mengikuti Rapat Koordinasi Ketahanan Pangan, di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Rabu malam.
Menurut Dahlan, alasan mendirikan BUMN Properti karena banyak aset BUMN yang tidak produktif, tidak sesuai dengan bisnis inti perusahaan sehingga seringkali justru membebani korporasi.
Potensi aset properti berupa lahan, gedung-gedung bertingkat, rumah-rumah mewah yang akan dikelola antara lain milik aset Pertamina, PLN, Bulog, KAI, BUMN Perkebunan.
Diutarakan Dahlan, Perumnas sesuai dengan basis usahanya layak didorong agar menjadi perusahaan yang tidak saja sebagai penyedia rumah untuk rakyat tapi juga mengelola properti BUMN.
Meski begitu, ditambahkannya untuk merealisasikan rencana tersebut badan hukum Perum Perumnas harus diubah terlebih dahulu menjadi Perseroan Terbatas (PT).
"Upaya pengalihan badan hukum Perumnas menjadi PT diupayakan selesai pada 2012," katanya.
Sedangkan untuk KAI, Dahlan menuturkan sudah saatnya perusahaan ini mengubah paradigma bisnisnya agar bisa menjadi perusahaan yang lebih sehat sehingga mampu meningkatkan layanan kepada publik.
KAI memiliki aset yang luar biasa banyaknya yang jika dikelola dengan benar akan menghasilkan pendapatan yang sangat besar pula.
"KAI sudah seharusnya tidak lagi mengandalkan pendapatan dari hasil penjualan karcis. Di setiap negara yang sudah maju perusahaan jasa kereta api pendapatannya justru dari properti," tegas Dahlan.
Dengan memperoleh pendapatan yang lebih besar itu KAI kemudian mampu meningkatkan mutu sarana dan prasarana bagi penumpangnya.
"Jangan sampai KA hanya karena tidak punya uang sehingga tidak pernah bisa melayani penumpang dengan baik. KA tidak mungkin dikembangkan hanya dari pennjualan karcis," ujarnya.
Mantan Dirut PLN ini juga memberi gambaran bahwa hampir di seluruh dunia terutama di negara maju, dari satu sampai lima perusahaan terbesar terdapat perusahaan yang bergerak pada bisnis properti.
(T.R017/E008)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011